TRIBUNNEWS.COM - Turki mengumumkan bahwa lebih dari 30.000 warga Suriah telah kembali ke negara asal mereka sejak runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024.
Ini merupakan langkah signifikan dalam proses pemulihan dan stabilisasi pasca-perang yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.
Apa yang Dikatakan Menteri Dalam Negeri Turki?
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengungkapkan dalam wawancara dengan saluran berita lokal TGRT bahwa sebanyak 30.663 orang telah kembali ke Suriah, dengan sekitar 30 persen dari mereka lahir di Turki.
Dalam pernyataannya yang dilaporkan oleh Al Jazeera dan Al Mayadeen, Yerlikaya juga menambahkan bahwa warga Suriah yang kembali diizinkan untuk keluar masuk Turki hingga tiga kali pada paruh pertama tahun 2025.
Bagaimana Kondisi Warga Suriah di Turki?
Pada hari yang sama, sejumlah warga Suriah yang tinggal di Turki berunjuk rasa untuk mengenang para korban rezim al-Assad dan konflik yang telah berlangsung selama 13 tahun.
Sejak awal perang pada 2011, jutaan warga Suriah melarikan diri dari negara mereka, dan dengan jatuhnya al-Assad, banyak dari mereka yang berharap dapat kembali.
Turki mengambil langkah-langkah untuk mendukung pengembalian pengungsi, termasuk membuka konsulat jenderal di Aleppo dan mengaktifkan kembali kedutaan besar di Damaskus pada 14 Desember 2024.
Pembukaan kedutaan ini berlangsung enam hari setelah kejatuhan al-Assad yang dikuasai oleh kelompok oposisi, Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Apa Langkah Selanjutnya yang Ditempuh Turki?
Pemerintah Turki juga berencana untuk membuka kantor manajemen migrasi di Aleppo, daerah asal sebagian besar pengungsi Suriah yang kini berada di Turki.
Selain itu, izin untuk kembali ke Suriah bagi pengungsi juga akan diberikan, dengan ketentuan untuk keluar dan masuk hingga tiga kali dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi hidup mereka yang telah lama berada di Turki dan memfasilitasi pemulihan wilayah yang kini dikuasai oleh oposisi.
Apa yang Terjadi dengan Keluarga Assad?
Sementara itu, situasi dalam keluarga Assad juga menjadi perhatian publik.
Laporan media Turki baru-baru ini mengindikasikan bahwa Asma al-Assad, istri mantan Presiden Bashar al-Assad, sedang mengajukan gugatan perceraian.
Ia dilaporkan ingin meninggalkan Rusia dan mencari kehidupan baru di Inggris, tempat kelahirannya.