TRIBUNNEWS.COM -- Amerika Serikat menyebut Rusia telah membakar dana 200 miliar dolar AS atau setara Rp 3.000 triliun untuk peperangan melawan Ukraina.
Pada sisi lain, AS sendiri telah membantu Kiev sebesar 183 miliar dolar atau Rp 2.902 triliun untuk berperang melawan Moskow.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa Rusia telah jor-joran menggelontorkan dananya untuk menguasai tetangganya, Ukraina.
Baca juga: Siluman F-35 dan F-22 AS Bukan Lagi Ancaman Serius, Rusia Klaim Telah Miliki Rudal Pembunuhnya
Angka tersebut belum bantuan setelahnya yang terus mengucur ke Kiev, belum ditambah dari bantuan dari para sekutu Barat yang jumlahnya juga tidak sedikit.
"Rusia telah membayar harga yang sangat mahal atas kebodohan (Presiden Vladimir) Putin. Rusia telah menderita sedikitnya 700.000 korban sejak Februari 2022. Rusia telah menyia-nyiakan lebih dari 200 miliar dolar AS," kata Kepala Pentagon ini dikutip dari Kyiv Independen, Senin (9/12/2024).
Angka tersebut 'sedikit' lebih tinggi dibandingkan dengan bantuan Washington yang diberikan ke Kiev.
Hingga bulan September 2024 lalu, seperti dikutip dari Ukraine Oversihght.govt telah memberikan 183 miliar dolar AS berupa kewajiban sebesar 130,1 miliar dolar AS dan pencairan sebesar 86,7 miliar dolar AS.
Ia menyebutkan Rusia juga telah menghilangkan banyak pasukannya karena perang.
Bahkan Invasi di Ukraina ini dianggap menyebabkan korban Rusia lebih banyak dibandingkan dengan konflik-konflik lainnya sejak Perang Dunia II.
Setidaknya, jelas Austin, dalam beberaa bulan ke belakang, hampir tiap hari kematian di pihak Rusia rata-rata 1.000 orang per hari.
Baca juga: Dukungan AS untuk Ukraina: Fokus Pertemuan Trump dan Zelensky di Prancis
Angka-angka ini mendekati angka yang diberikan oleh militer Ukraina, yang memperkirakan kerugian Moskow lebih dari 750.000 hingga tanggal 9 Desember, termasuk yang tewas dan terluka.
Rusia belum mengungkapkan jumlah korbannya secara terbuka, hanya mengklaim bahwa jumlah tersebut lebih rendah daripada jumlah korban Ukraina.
Belum lama ini, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina telah kehilangan 43.000 tentara yang tewas dan 370.000 lainnya yang terluka.