TRIBUNNEWS.COM -- Amerika Serikat dan sekutunya di NATO sangat membanggakan jet tempur F-35 yang disebut-sebut sebagai pesawat yang mampu menjelajahi angkasa tanpa ketahuan.
Dengan teknologi siluman, pesawat tersebut kini menjadi jet perang andalan sejumlah negara para sekutu AS.
Bahkan Negeri paman Sam tersebut juga memiliki jet tempur lainnya yaitu F-22 yang diklaim tidak diperjualbelikan ke negara lain.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1020: Trump Desak Gencatan Senjata, Minta Bantuan China?
Dikutip dari Bulgarianmilitary.com, Rusia menyatakan tidak lagi menggunakan teknologi siluman untuk 'membunuh' dua jet tempur yang sangat mahal tersebut.
Diberitakan oleh banyak media, Angkatan Udara AS mengklaim jet tempur F-35 Lightning II adalah pesawat tempur generasi kelima milik Angkatan Udara AS dengan kemampuan melebihi rata-rata.
Jet tempur ini memiliki kemampuan siluman yang mumpuni, komputasi yang canggih, jangkauan senjata luas, dan sistem misi dan sensor jarak jauh beresolusi tinggi.
Harganya pun tak main-main, harga termahalnya adalah 100 juta dolar AS atau setara lebih dari Rp 1,5 triliun per unitnya.
Sementara F-22 Raptor memiliki kemampuan siluman yang menyulitkan musuh untuk melacak dan menyerang, dapat mempertahankan kecepatan supersonik tanpa menggunakan afterburner, yang memberinya keuntungan taktis.
Pesawat ini juga mampu menggabungkan informasi dari beberapa sensor ke dalam satu tampilan, yang membantu pilot fokus pada musuh serta memiliki kemampuan manuver yang lebih unggul dari pesawat lain.
F-22 juga memiliki persenjataan udara-ke-udara dan udara-ke-darat yang mematikan.
Baca juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov Kritik Keterlibatan AS dan Inggris di Suriah
Pesawat ini per unitnya dihargai 120 juta dolar AS atau setara dengan Rp 1,8 triliun. Namun karena mahalnya, AS memutuskan untuk mengurangi pemesanan pesawat ini dari produsennya Locheed Martins.
Namun Rusia kini menganggap enteng dua jenis pesawat tersebut. Keduanya dianggap memiliki banyak kelemahan bahkan kemampuan silumannya.
Perusahaan militer Rusia Rosoboronexport menyatakan, pembunuh tersebut adalah sistem rudal antipesawat Buk-M3 Viking.
Sistem pertahanan yang telah digunakan dalam perang Ukraina tersebut diklaim tak hanya menjadi perisai dari peluru artileri modern dan rudal presisi tinggi, tetapi juga bisa menghalangi pesawat siluman Angkatan Udara AS F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.