Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional karena perangnya di Gaza.
Hamas Mulai Hitung Jumlah Sandera Hidup Israel
Sumber informasi Palestina mengungkapkan kepada surat kabar Asharq Al-Awsat kalau gerakan Hamas telah memulai langkah baru untuk mencoba membatasi jumlah tahanan Israel yang masih hidup yang ditahan oleh Hamas dan faksi lain perlawanan dalam operasi 7 Oktober 2023.
Menurut sumber tersebut, para pejabat senior Hamas telah melakukan kontak dengan beberapa faksi perlawanan di Jalur Gaza.
Baca juga: Dari Masjid Umayyah di Damaskus, Pidato Kemenangan Al-Julani Berisi Pesan ke Iran, AS, dan Israel
Kontak itu disebutkan sebagai langkah koordinasi untuk mengetahui perkembangan terkini mengenai tahanan yang masih hidup, sebagai persiapan untuk kemungkinan mencapai kesepakatan pertukaran sesegera mungkin.
Disebutkan, negosiasi pertukaran tahanan dengan Israel mengalami kemajuan serius.
Seperti diketahui negosiasi Hamas-Israel terjadi secara tidak langsung dengan mediator Mesir dan Qatar.
Sumber tersebut menunjukkan kalau fokus koordinasi adalah pada tahanan Israel yang masih hidup, sementara upaya juga dilakukan untuk menemukan jenazah beberapa tahanan yang terbunuh dalam serangan Israel.
Sumber tersebut menyatakan, "Ada konsensus besar di dalam Hamas, serta di dalam faksi-faksi tersebut, mengenai perlunya mencapai gencatan senjata - dengan alasan serupa dengan garis besar pertempuran di Lebanon."
Gencatan Senjata 'Kecil' Selama Dua Bulan
Israel dan Hamas hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata "kecil" , Otoritas Penyiaran Israel melaporkan pada Minggu (8/12/2024), mengutip sumber politik.
Otoritas penyiaran mengutip sumber Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan kalau kedua pihak hampir menyelesaikan kesepakatan yang akan mencakup gencatan senjata selama dua bulan.
Baca juga: Mesir Tekan Hamas Tak Masukkan Frasa Penghentian Perang, Israel Kontak Elon Musk
Kesepakatan itu juga akan melibatkan pembebasan tahanan berdasarkan " kasus kemanusiaan ," termasuk orang lanjut usia, wanita, yang terluka dan sakit, serta penarikan tentara Israel dari sebagian Jalur Gaza, kata sumber tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Hamas dan negara-negara mediator, Mesir dan Qatar belum mengomentari laporan tersebut.
Delegasi Hamas yang dipimpin oleh wakil pemimpin Khalil al-Hayya meninggalkan Kairo Minggu malam setelah pertemuan dengan kepala Badan Intelijen Umum Mesir, Mayjen Hassan Rashad, di mana mereka membahas upaya untuk melaksanakan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Delegasi tersebut menekankan komitmennya untuk memastikan keberhasilan upaya ini dan mengakhiri agresi terhadap rakyat Palestina.