TRIBUNNEWS.COM – Wilayah perbatasan Suriah mulai dipadati rombongan pengungsi yang ingin kembali ke tanah air mereka setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar Al-Assad.
Ratusan ribu warga Suriah itu meninggalkan tempat tinggalnya, melarikan diri untuk menghindari penganiayaan atau mencari kehidupan yang lebih baik pasca Assad menjabat di kursi pemerintahan.
Namun setelah pemerintahan Bashar al-Assad runtuh di sabotase kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di bawah pimpinan Abu Mohammad al-Julani warga Suriah mulai balik ke kampung halamannya di Damaskus.
Menurut cuplikan Video yang dibagikan di media sosial, menunjukkan para pengungsi menunggu di gerbang perbatasan Cilvegozu dan Oncupinar di perbatasan Turki.
Beberapa orang terlihat berkemah di dekat pembatas dan menghangatkan diri dengan api, menunggu gerbang perbatasan di buka.
Seorang warga Suriah yang diwawancarai oleh media Turki mengaku "sangat senang" karena dapat kembali ke Suriah, usai pemerintahan Presiden Bashar Al Assad tumbang.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Turki yang telah menerimanya sebagai pengungsi.
“Terimakasih Tuhan, jalan kami telah terbuka, Assad telah pergi, dan perang telah berakhir. Saya berada di Istanbul selama 10 tahun. Semoga Allah memberkahi Turki, mereka banyak membantu kami." Katanya dikutip dari Anadolu.
Kegembiraan juga diungkap oleh Ali Hasiko, pengungsi Suriah yang tinggal di Turki ini mengaku bahwa dirinya telah menunggu selama 12 tahun untuk kembali ke kampung halamannya di Hama.
"Alhamdulillah, perang telah berakhir. Turki memang luar biasa, tetapi tanah air kami adalah Suriah," ujarnya.
Baca juga: Netanyahu Peringatkan Penguasa Baru Suriah: Jika Nekat Dukung Iran, akan Bernasib Sama dengan Assad
Sama seperti yang lainnya, Ala Jabeer turut menangis saat bersiap menyeberang dari Turki ke Suriah bersama putrinya yang berusia 10 tahun setelah perang memaksanya meninggalkan rumahnya.
Menyambut runtuhnya rezim Assad di ibu kota Suriah, Damaskus, bank-bank kembali dibuka untuk pertama kalinya sejak Suriah memanas akibat konflik antara rezim dan pemberontak.
Sementara toko-toko juga kembali dibuka, lalu lintas kembali lancar, petugas kebersihan menyapu jalan-jalan seiring dengan berkurangnya jumlah pria bersenjata.
Pemberontak Tunjuk PM Baru
Dua hari pasca Presiden Bashar al-Assad digulingkan kelompok pemberontak dan kabur ke Rusia meninggalkan ibu kota Damaskus.