TRIBUNNEWS.COM - Menteri Perhubungan dalam pemerintahan transisi Suriah mengumumkan bahwa akan membuka kembali wilayah udara Suriah.
Berbagai persiapan dikabarkan tengah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan untuk membuka kembali bandara Suriah.
Terutama perawatan yang diperlukan untuk memfasilitasi kedatangan dan keberangkatan penerbangan.
Sumber yang berafiliasi dengan maskapai penerbangan nasional negara Suriah, SyrianAir, mengatakan bahwa Bandara Internasional Damaskus Suriah akan mulai beroperasi kembali pada 18 Desember 2024.
Kabar tersebut juga dikonfirmasi oleh Direktur Bandara Internasional Damaskus, Anis Fallouh.
"Jika Tuhan berkehendak, bandara akan dibuka kembali secepatnya karena kami akan bekerja keras," kata Fallouh, dikutip dari The New Arab.
"Kami dapat segera mengizinkan pesawat melanjutkan penerbangan melalui wilayah udara Suriah, yang telah ditutup," tambahnya.
Sebelumnya, Bandara Internasional Damaskus Suriah telah ditutup selama satu minggu setelah serangan oposisi pada hari Sabtu (7/12/2024).
Sementara itu, direktor Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris, Rami Abdulrahman mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar Al-Assad melarikan diri dari Suriah melalui Bandara Internasional Damaskus.
Setelah penyerangan besar-besaran, Bandara Internasional Damaskus mengeluarkan "NOTAM" (Pemberitahuan kepada Penerbang) pada hari Minggu (8/12/2024).
Dalam NOTAM tersebut dituliskan bahwa penerbangan ditangguhkan hingga 18 Desember 2024.
Bandara tersebut diharapkan dapat mulai beroperasi pada hari itu pukul 19.00 waktu setempat.
Baca juga: Rusia Jalin Dialog dengan Oposisi Suriah, Upaya Pertahankan Pangkalan Militer Pasca Jatuhnya Assad
Bandara Suriah lainnya yaitu Bandara Internasional Aleppo dikabarkan juga akan mulai beroperasi lagi pada hari yang sama.
Konflik di Suriah
Sebagai informasi, pasukan rezim Assad dan kelompok antirezim kembali bentrok pada 27 November 2024.