TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) meminta semua faksi perjuangan Palestina di Suriah untuk segera melepaskan senjata mereka.
Pejabat HTS menyatakan bahwa faksi-faksi Palestina, termasuk Fatah dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), harus membubarkan organisasi militer mereka sesegera mungkin.
Selain itu, pejabat tersebut menyebut faksi-faksi itu tak akan lagi diizinkan memiliki senjata apa pun, kamp pelatihan, ataupun markas militer.
Ibrahim Amin, wartawan Al-Akhbar, melaporkan bahwa keputusan ini disampaikan dalam sebuah rapat yang dipimpin oleh Ahmed al-Sharaa di kamp pengungsian Palestina di Damaskus.
Al-Sharaa yang juga dikenal sebagai Abu Muhammad al-Jolani adalah pemimpin HTS yang baru-baru ini menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Pejabat HTS menyebut faksi-faksi Palestina kini dilarang menggunakan Suriah sebagai markas untuk aktivitas apa pun yang melawan Israel.
HTS Enggan Berperang dengan Israel
Al-Jolani menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki niat untuk terlibat dalam konflik melawan Israel meskipun Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sering melakukan serangan ke Suriah.
Menurutnya, Israel menggunakan Iran sebagai alasan untuk memasuki wilayah Suriah, tetapi HTS lebih memilih untuk berfokus pada stabilitas dan pemulihan negara.
"Kondisi Suriah yang letih akibat perang tidak memungkinkan adanya konfrontasi baru. Prioritas saat ini adalah pembangunan kembali dan stabilitas," kata Jolani.
Houthi Siap Mendukung HTS
Sementara itu, kelompok Houthi di Yaman menyatakan kesiapan untuk mendukung HTS jika terjadi konflik dengan Israel.
Mohammed al-Bukhaiti, anggota biro politik Houthi, mengungkapkan bahwa operasi militer mereka untuk mendukung Gaza akan terus dilakukan.
"Jika HTS beraksi melawan agresi Israel, kami akan menjadi yang pertama mendukungnya," kata Bukhaiti melalui media sosial X hari Senin, (9/12/2024).
Serangan Israel terhadap Suriah
Dalam beberapa hari terakhir, IDF telah melancarkan serangan besar-besaran ke Suriah dalam operasi yang disebut Operasi Anak Panah Bashan.
Israel mengklaim telah menghancurkan 70 hingga 80 persen kemampuan militer Suriah dan menargetkan gudang senjata strategis di wilayah tersebut.
Menurut IDF, serangan ini bertujuan untuk mencegah senjata jatuh ke tangan "kelompok teroris".
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).