Menurutnya, masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan para lansia tidak menghabiskan hari-hari terakhir mereka sendirian dan menderita "kodokushi”, istilah dalam bahasa Jepang yang berarti "lonely death” atau "meninggal dalam kesepian.”
"Umur rata-rata orang Jepang saat ini sudah mencapai 80-an tahun, dan di masa depan, mungkin akan mencapai 100 tahun, tetapi kami melihat lebih banyak masalah kesehatan fisik dan mental pada orang-orang tua ini, yang menambah tekanan pada sistem perawatan kesehatan,” jelas Yoshida kepada DW.
"Isolasi sosial kini menjadi masalah di daerah perkotaan, tetapi masih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan komunikasi antara orang-orang lanjut usia di daerah pedesaan,” tambahnya.
Yoshida merujuk pada sebuah studi internasional yang telah mendeteksi adanya hubungan antara lansia yang tinggal sendiri dan menderita kesepian, jatuhnya harga diri dan memburuknya masalah kesehatan.
Jepang semakin menua
"Untuk menghadapi masyarakat yang menua ini, pemerintah perlu membuat jaringan yang memungkinkan orang untuk berkomunikasi satu sama lain dengan lebih mudah dan mengatur kegiatan sosial bersama,” kata Yoshida.
"Hal itu akan membantu kesehatan fisik dan mental generasi ini dan mengurangi beban keuangan untuk merawat mereka karena mereka lebih sehat dan bahagia,” tambahnya.
Sama seperti Arai, Yoshida percaya bahwa perempuan adalah solusi bagi masyarakat Jepang yang menua. Dia menganjurkan agar perempuan usia kerja tidak diwajibkan menjadi pengasuh bagi kerabat yang lebih tua karena hal itu akan membuat mereka kehilangan karier, pendapatan yang lebih besar, dan daya beli, yang seharusnya dapat membantu meningkatkan konsumsi dan ekonomi secara keseluruhan.
"Kita membutuhkan lebih banyak perempuan dalam angkatan kerja untuk meningkatkan produktivitas ekonomi secara keseluruhan, dan hal ini berarti bahwa laki-laki perlu lebih banyak membantu di rumah,” pungkasnya.