TRIBUNNEWS.COM – Di media sosial viral foto dan video yang diduga memperlihatkan ribuan tentara eks rezim Bashar al-Assad menempati tenda-tenda di padang pasir di Irak.
Para tentara itu disebut kabur ke Irak setelah milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menumbangkan rezim Assad dan menguasai Damaskus, ibu kota Suriah.
Menurut laporan, jumlah tentara itu melebihi 2.000 personel, termasuk para perwira.
Shaam menyebutkan Kementerian Kementerian Pertahanan Irak telah memerintahkan satuan-satuan militer di Provinsi Arba untuk mendirikan ratusan tenda.
Menurut Wali Kota Rutba, Imad al-Dulani, tenda itu kemudian dihuni oleh 2.125 tentara eks rezim Assad.
Dulani berkata para tentara itu memilih menyerahkan diri kepada pihak berwenang setelah rezim Assad runtuh.
Sementara itu, Kantor Berita Irak atau INA pekan lalu melaporkan setidaknya ada 2.000 tentara eks rezim itu yang menyeberang ke Irak karena milisi pemberontak mendapat kemajuan di Suriah.
Shaam yang dikenal sebagai media oposisi di Suriah menyindir para tentara itu.
“Anggota pasukan Assad memperoleh pengalaman tinggal di perkemahan setelah mereka menjadi penyebab langsung munculnya ratusan ribu pengungsi yang tinggal di tenda-tenda di tengah sulitnya kondisi kemanusiaan, ditambah dengan berlanjutnya kelangkaan sebagian besar kebutuhan hidup, seperti listrik, air, sanitasi, dan penghangan saat musim dingin atau pendingin saat musim panas,” kata Shaam.
Media-media Arab menyampaikan informasi yang mengindikasikan keberadaan Ali Mamlouk, mantan Direktur Kemanan Nasional Suriah, di Pegunungan Qandil di Irak utara, dekat dengan perbatasan Iran.
Irak tak akan berikan suaka
Baca juga: Bongkar Hubungan Assad dengan Israel, Wiam Wahhab: Netanyahu Satu-satunya Pemenang Perang Suriah
Beberapa hari lalu para pejabat Irak telah berujar bahwa negaranya tidak punya keinginan untuk memberikan suaka kepada ribuan eks tentara Suriah yang kabur ke Irak,
The New Arab menyebut ada sekitar 3.000 eks tentara Suriah yang kini berada di Provinsi Anbar.
Narasumber dari Irak mengatakan para tentara yang kabur itu tak akan diizinkan untuk tetap tinggal di Iran sebagai pengungsi.
“Mereka akan tetap tinggal di Irak pada periode mendatang hingga situasi mereka ditentukan dan kepulangan mereka secara aman bisa terjamin,” kata salah satu narasumber.