Tempo hari media-media Israel ramai memberitakan bahwa negara Zionis itu sedang menyiapkan serangan besar yang menargetkan Houthi,
Salah satu media turut memberitakan adalah Israeli Public Broadcasting Corporation atau KAN.
“Houthi mengambil peran dengan menyerang Israel demi kepentingan seluruh poros Iran,” kata KAN hari Senin.
Menurut KAN, tumbangnya rezim Bashar al-Assad dan melemahnya kelompok Hizbullah menjadi faktor yang berkontribusi dalam serangan Houthi.
Sementara itu, militer Israel menegaskan pentingnya mengatasi ancaman yang muncul dari Yaman.
“Ini memerlukan pengalihan sumber daya intelijen dan menyiapkan satuan operasional untuk misi itu,” kata militer Israel dikutip dari Anadolu Agency.
Baca juga: Rudal Hipersonik Houthi Mengamuk di Israel, Fasilitas Militer Hingga Infrastuktur Vital Hancur
Adapun kabar adanya rencana serangan Israel itu muncul setelah Houthi pada hari Senin kemarin menembakkan rudal ke Israel dan memicu raungan sirene peringatan.
IDF dikabarkan berhasil menembak jatuh rudal yang diklaim Houthi sebagai rudal hipersonik itu.
All Israel menyebut rudal itu ditangkis di atmosfer dengan sistem pertahanan Arrow-3.
Serangan rudal itu diklaim tidak menimbulkan korban jiwa ataupun korban luka. Meski demikian, beberapa orang terluka saat berlarian ke tempat perlindungan.
Sejak November kemarin Houthi sudah menembakkan enam rudal balistik dan lima drone atau pesawat tanpa awak ke Israel. Salah satu drone itu menghantam apartemen di Yavna dan tanpa didahului alarm peringatan.
Untuk menunjukkan solidaritasnya terhadap warga Palestina, Houthi mulai menargetkan kapal-kapal terafiliasi Israel dengan rudal drone semenjak perang di Jalur Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.
Houthi mengklaim akan terus menyerang Israel hingga negara Zionis itu menghentikan perang di Gaza.
Di sisi lain, Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Selasa melancarkan serangan udara yang menargetkan fasilitas komando dan kendali di Sanaa, ibu kota Yaman.