TRIBUNNEWS.COM – Israel dilaporkan berhasil menangkis rudal yang ditembakkan oleh kelompok Houthi atau Ansarallah di Yaman, Kamis dini hari, (19/12/2024).
Namun, pecahan-pecahan rudal itu jatuh menghantam sejumlah mobil yang diparkir di Kota Ramat Gan. Pecahan itu juga jatuh menimpa sebuah bangunan sekolah di kota tersebut.
Dinas Layanan Kesehatan Darurat Israel atau Magen David Adom melaporkan ada kerusakan kecil. Tidak ada laporan korban luka.
Walla mengabarkan serangan rudal itu memicu sirene peringatan. Akan tetapi, Pasukan Pertahanan Israel menyebut rudal itu tak memasuki zona udara Israel.
Menurut IDF, sirene berbunyi karena ada kekhawatiran bahwa pecahan rudal yang jatuh bisa melukai warga Israel.
Sirene itu berbunyi di Tel Aviv, Herzliya, Ramat Hasharon, Rosh Lezion, Rosh Haayin, Ramle, dan tempat lainnya.
Sementara itu, bangunan sekolah yang rusak karena pecahan rudal kini tidak bisa digunakan. Pembelajaran di kelas satu hingga empat dipindah ke sekolah lain.
Israel balas serangan Houthi
Dikutip dari CNN, beberapa jam setelah serangan Houthi, Israel membalas serangan itu dengan menargetkan tempat-tempat di Yaman.
Pelabuhan dan infrastruktur di ibu kota Yaman, Sanaa, turut diserang.
IDF mengklaim serangan itu adalah balasan atas serangan rudal dan drone Houthi ke Israel selama setahun terakhir.
Baca juga: Panasi Mesin Tempur, Israel Disebut Akan Lancarkan Serangan Besar ke Yaman, Balas Rudal Houthi
Al-Masirah TV menyebut serangan Israel menargetkan fasilitas kelistrikan di Heyzaz dan Dhahban di dekat Kota Sanaa, dan Pelabuhan Hodeidah serta fasilitas perminyakan Ras. Dilaporkan ada korban jiwa.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Katz kembali mengancam Houthi.
“Tangan panjang Israel juga akan menjangkau kalian,” kata Katz selepas serangan.
“Siapa pun yang mengangkat tangan untuk melawan negara Israel, tangannya akan dipotong, siapa pun yang membahayakan kami, dia akan dibalas tujuh kali lipat.”
Media Israel sudah kabarkan rencana serangan
Tempo hari media-media Israel ramai memberitakan bahwa negara Zionis itu sedang menyiapkan serangan besar yang menargetkan Houthi,
Salah satu media turut memberitakan adalah Israeli Public Broadcasting Corporation atau KAN.
“Houthi mengambil peran dengan menyerang Israel demi kepentingan seluruh poros Iran,” kata KAN hari Senin.
Menurut KAN, tumbangnya rezim Bashar al-Assad dan melemahnya kelompok Hizbullah menjadi faktor yang berkontribusi dalam serangan Houthi.
Sementara itu, militer Israel menegaskan pentingnya mengatasi ancaman yang muncul dari Yaman.
“Ini memerlukan pengalihan sumber daya intelijen dan menyiapkan satuan operasional untuk misi itu,” kata militer Israel dikutip dari Anadolu Agency.
Baca juga: Rudal Hipersonik Houthi Mengamuk di Israel, Fasilitas Militer Hingga Infrastuktur Vital Hancur
Adapun kabar adanya rencana serangan Israel itu muncul setelah Houthi pada hari Senin kemarin menembakkan rudal ke Israel dan memicu raungan sirene peringatan.
IDF dikabarkan berhasil menembak jatuh rudal yang diklaim Houthi sebagai rudal hipersonik itu.
All Israel menyebut rudal itu ditangkis di atmosfer dengan sistem pertahanan Arrow-3.
Serangan rudal itu diklaim tidak menimbulkan korban jiwa ataupun korban luka. Meski demikian, beberapa orang terluka saat berlarian ke tempat perlindungan.
Sejak November kemarin Houthi sudah menembakkan enam rudal balistik dan lima drone atau pesawat tanpa awak ke Israel. Salah satu drone itu menghantam apartemen di Yavna dan tanpa didahului alarm peringatan.
Untuk menunjukkan solidaritasnya terhadap warga Palestina, Houthi mulai menargetkan kapal-kapal terafiliasi Israel dengan rudal drone semenjak perang di Jalur Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.
Houthi mengklaim akan terus menyerang Israel hingga negara Zionis itu menghentikan perang di Gaza.
Di sisi lain, Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Selasa melancarkan serangan udara yang menargetkan fasilitas komando dan kendali di Sanaa, ibu kota Yaman.
Channel 12 menyebut tempat yang ditargetkan AS setara dengan bunker komando bawah tanah milik IDF.
“Hasil serangan itu belum jelas dan akan dicek jika pejabat keamanan senior Houthi hadir,” kata Nir Dvori yang menjadi koresponden Channel 12.
Sementara itu, CENTCOM menyebut fasilitas yang ditargetkan adalah pusat koordinasi operasi Houthi.
Baca juga: Houthi Serang Israel Saat Sidang Netanyahu di Pengadilan, Pecahan Rudal Meledak di Yerusalem
“Serangan itu mencerminkan komitmen CENTCOM untuk melindungi AS dan personel koalisi, rekan regional, pelayaran internasional,” kata CENTCOM melalui media sosial X.
Serangan tersebut menandai pertama kalinya AS menyerang target di tengah-tengah ibu kota Yaman.
“Ini target yang tak biasa dalam serangan AS terhadap Houthi di Yaman. Biasanya AS menyerang fasilitas radar, gudang, dan tempat peluncuran,” kata Jason Brodsky, Direktur Kebijakan di lembaga United Against Nuclear Iran.
Sejak awal 2024, AS dan koalisinya melancarkan serangan udara yang menargetkan Houthi. Serangan itu disebut sebagai balasan atas serangan Houthi yang di Laut Merah.
Karena AS dan Inggris ikut campur, Houthi menganggap kapal-kapal yang terkait dengan kedua negara itu sebagai target militer yang sah.
(Tribunnews/Febri)