Wali kota Fukushima, Hiroshi Kohata, mengatakan bahwa peraturan baru tersebut dimaksudkan untuk mendorong pengurangan limbah dan metode pembuangan yang tepat.
"Tidak ada yang ilegal dalam mempublikasikan penghasil limbah jahat yang tidak mematuhi peraturan dan tidak mengikuti arahan dan anjuran kota," kata pihak berwenang di kota itu, seperti dikutip Mainichi.
Aturan soal sampah berbeda di masing-masing wilayah
Pembuangan sampah merupakan hal yang dianggap sangat serius di Jepang.
Sejak tahun 1990-an, pemerintah Jepang mematok target nasional untuk tidak menumpuk sampah di tempat pembuangan akhir.
Kala itu mereka juga berambisi mengurangi sampah dan mempromosikan daur ulang.
Masing-masing pemerintah daerah menyelaraskan target nasional tersebut dengan cara mereka berbeda.
Di Fukushima, kantong sampah harus diletakkan di tempat pengumpulan setiap pagi pukul 08.30.
Namun, warga dilarang mengumpulkan sebelum waktu yang ditentukan.
Berbagai jenis sampah dipilah berdasarkan jenisnya—mudah terbakar, tidak mudah terbakar, dan dapat didaur ulang.
Masing-masing jenis sampah dikumpulkan pada waktu yang berbeda.
Warga yang ingin membuang sampah barang-barang dengan ukuran melebihi ketentuan—seperti peralatan rumah tangga dan mebel—wajib membuat jadwal khusus untuk membuang sampah-sampah tersebut.
Salah satu yang paling ambisius adalah Kota Kamikatsu.
Warga di kota itu merasa bangga karena mereka memilah sampah menurut 45 kategori.
Sementara itu, pemerintah Prefektur Kagoshima mewajibkan penduduk menulis nama di kantong sampah mereka.
Dua tahun lalu kota Chiba menguji coba sistem berbasis kecerdasan buatan guna membantu warga membuang sampah dengan benar.