News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Spatula Plastik Warna Hitam Lepaskan Kandungan Karsinogen pada Makanan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Spatula Plastik Warna Hitam Lepaskan Kandungan Karsinogen pada Makanan

Namun, bukan hanya plastik hitam. Pada tahun 2024, Dewan Riset Norwegia mengidentifikasi seperempat dari semua bahan kimia plastik, bukan hanya yang ditemukan dalam plastik daur ulang hitam, berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Buang spatula hitam?

Dalam penelitian Liu, kebocoran bahan kimia berbahaya tertinggi diamati dalam nampan sushi — kotak makanan hitam sederhana.

Penelitian tersebut selanjutnya mengamati risiko tinggi pada peralatan dapur seperti pengupas, spatula dan sendok.

Kontaminasi yang mencolok juga ditemukan pada mainan anak-anak, termasuk mobil plastik, set catur pelancong, dan medali koin bajak laut.

Tim Liu juga menyatakan kekhawatiran bahwa plastik tahan api ini lebih sering ditemukan pada produk konsumen yang dijual di pengecer kecil yang melayani komunitas imigran atau kelompok etnis tertentu.

Namun, pelacakan kontaminasi sulit dilakukan, terutama jika melibatkan bahan daur ulang.

Bethanie Carney Almroth, seorang peneliti ekotoksikologi di Universitas Gothenburg di Swedia, mengatakan program daur ulang seperti yang digunakan untuk mendaur ulang botol minuman plastik sering kali mencampur produk limbah tanpa pandang bulu.

"Kami hanya tahu sedikit tentang bahan kimia apa saja yang ada dalam bahan daur ulang," kata Carney Almroth kepada DW.

Rumah tangga dapat mengatasi paparan bahan kimia ini dengan menghindari mainan dengan komponen plastik hitam dan mengganti peralatan yang terbuat dari bahan ini dengan yang terbuat dari kayu. Langkah-langkah sederhana lainnya untuk mengurangi paparan termasuk tidak memanaskan ulang makanan dalam wadah plastik hitam, dan membuang peralatan makan plastik yang terkelupas atau penyok.

Namun Carney Almroth mengatakan, langkah-langkah tersebut saja tidak akan menyelesaikan masalah.

"Panas dan zat berlemak seperti yang ditemukan dalam makanan dapat meningkatkan migrasi bahan kimia dari plastik, sehingga meningkatkan potensi paparan kita," kata Almroth.

"Mengingat keberadaan plastik yang meluas dalam produk, dan kurangnya informasi yang tersedia untuk umum, masyarakat juga harus mendukung perubahan sistemik yang diperlukan seputar tata kelola plastik, termasuk larangan dan pembatasan bahan kimia, perubahan dalam desain produk, dan peralihan ke sistem penggunaan ulang atau pengisian ulang," katanya.

Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini