TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) membatalkan hadiah sebesar 10 juta dolar yang sebelumnya ditawarkan bagi siapa pun yang memiliki informasi untuk menangkap Abu Mohammad al-Julani, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Suriah.
Keputusan ini diambil menyusul perkembangan terbaru di Suriah, di mana HTS berhasil menggulingkan Presiden Bashar al-Assad pada 8 Desember lalu.
Abu Mohammad al-Julani, yang memiliki nama asli Ahmed al-Sharaa, dulunya merupakan anggota ekstremis Al-Qaeda dan pendiri Front al-Nusra di Suriah pada tahun 2012.
Namun, dalam pertemuan yang berlangsung pada 20 Desember 2024, Barbara Leaf, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Tengah, menyatakan bahwa pihaknya tidak akan melanjutkan program Rewards for Justice yang telah berjalan selama beberapa tahun.
“Berdasarkan percakapan kami, saya memberi tahu dia bahwa kami tidak akan melanjutkan penerapan tawaran hadiah,” ungkap Leaf.
Utusan AS Puji Al-Julani
Leaf menggambarkan al-Julani sebagai seorang pragmatis yang menunjukkan perubahan pandangan mengenai isu-isu perempuan dan persamaan hak.
Hal ini menunjukkan bahwa al-Julani mungkin telah meninggalkan pandangan ekstremisnya.
“Pernyataan yang sangat praktis dan moderat dari Al-Julani menunjukkan bahwa dia sudah meninggalkan pandangan ekstremisnya,” tambah Leaf.
Pertimbangan Pencabutan Sanksi
AS juga sedang mempertimbangkan untuk mencabut sanksi yang sebelumnya diterapkan selama rezim Assad.
Baca juga: Al-Julani Ogah HTS Disebut Mirip Taliban yang Dilabeli Teroris: Ini Suriah, Bukan Afghanistan
Dia menegaskan bahwa AS akan memberikan dukungan teknis kepada Suriah untuk mendokumentasikan kejahatan rezim Assad, termasuk penggalian kuburan massal.
Dalam pernyataannya, Leaf juga menekankan pentingnya tidak adanya campur tangan Iran dalam upaya Suriah untuk bangkit pasca-rezim Assad.
“Iran tidak akan berperan sama sekali di Suriah dan seharusnya tidak demikian,” tegasnya.
Sementara itu, AS memberikan sinyal bahwa Turki memiliki peran penting dalam konteks sejarah dan keamanan nasional di Suriah.
Komitmen AS untuk Rakyat Suriah
Al-Julani mengungkapkan bahwa prioritasnya adalah memulihkan kondisi ekonomi di Suriah.
Dalam pernyataan resmi setelah pertemuan dengan utusan AS, pemerintah Suriah menekankan dukungan AS terhadap rakyat dan pemerintahan baru Suriah dalam menghadapi tantangan besar, terutama di sebelah timur Sungai Eufrat.
“Ini adalah kemenangan bersejarah bagi rakyat Suriah,” ungkap pernyataan tersebut, menegaskan dukungan AS terhadap langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahan transisi Suriah untuk meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).