TRIBUNNEWS.COM – Angkatan Bersenjata Houthi Yaman telah meluncurkan dua operasi gabungan yang ditujukan untuk menyerang militer Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Salah satu operasi tersebut dilakukan bersama dengan Perlawanan Islam Irak, dengan sasaran penting di selatan wilayah Palestina.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengungkapkan bahwa operasi tersebut melibatkan penggunaan drone yang berhasil mencapai targetnya.
"Kami tidak akan ragu untuk menargetkan instalasi vital musuh Israel dan gerakan militer musuh Amerika yang menargetkan Yaman," ungkapnya dalam sebuah pernyataan di hadapan ribuan pendukung di Yaman.
Saree menegaskan bahwa operasi ini merupakan respons terhadap eskalasi agresi Israel dan Amerika Serikat terhadap Yaman.
Dukungan untuk Gaza
Ribuan rakyat Yaman juga melanjutkan unjuk rasa mingguan mereka untuk mendukung Gaza, berkumpul di Sanaa pada Jumat lalu.
Mereka menekankan komitmen untuk terus mendukung rakyat Palestina.
"Dengan Gaza ada jihad mobilisasi kami siap untuk mencegah segala agresi," kata mereka, seperti dilansir Al Mayadeen.
Sejak 19 November 2023, Houthi telah menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah sebagai upaya untuk menekan Israel agar menghentikan agresi di Jalur Gaza.
Houthi menyatakan bahwa serangan akan terus berlanjut sampai agresi Israel di Gaza dihentikan dan pengepungan dicabut.
Baca juga: Sirene Meraung-raung di Tel Aviv, Roket Houthi Berhasil Tembus Pertahanan Udara Israel, 6 Terluka
Sebagai respons terhadap serangan Houthi, sekutu Israel, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah membentuk koalisi di Laut Merah untuk menyerang wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman.
Koalisi ini bertujuan untuk menekan Houthi agar menghentikan serangan terhadap kapal-kapal terkait Israel.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah kematian warga Palestina telah meningkat menjadi lebih dari 45.206 jiwa, dengan lebih dari 107.512 lainnya terluka sejak awal serangan Israel pada 7 Oktober 2023.
Di sisi lain, Israel melaporkan 1.147 kematian di wilayahnya akibat serangan yang dilancarkan oleh Hamas.
Israel mengeklaim terdapat 101 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza setelah pertukaran sandera yang terjadi pada akhir November 2023.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).