TRIBUNNEWS.COM, THAILAND - Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand (RTARF) sedang menyelidiki tuduhan bahwa seorang terapis fisik di Sekolah Persiapan Akademi Angkatan Bersenjata melakukan pelecehan seksual terhadap 18 siswa calon perwira militer.
Juru Bicara RTARF Mayor Jenderal Vithai Laithomya pada Jumat (20/12/2024) mengatakan bahwa penyelidikan ini menindaklanjuti laporan media sosial.
"Bahwa 18 kadet angkatan bersenjata dianiaya oleh tersangka di sekolah militer elit di provinsi Nakhon Nayok pada bulan Oktober dan November," ujarnya.
Kepala Angkatan Pertahanan Jenderal Songwit Noonpackdee telah memerintahkan pembentukan sebuah komite untuk menyelidiki insiden tersebut dan melaporkan temuannya dalam tujuh hari.
Sejauh ini, 21 orang termasuk 18 korban dan tiga saksi yang semuanya adalah tentara telah memberikan pernyataan kepada komite tersebut.
Vithai mengatakan bahwa ke-18 korban melaporkan tersangka menyentuh tubuh mereka secara tidak pantas, dengan satu korban menduga tersangka meraba-raba alat kelaminnya.
Tersangka telah diskors dari tugas dan dipindahkan ke posisi tidak aktif di markas besar RTARF sambil menunggu penyelidikan.
Jika terbukti bersalah, ia akan menghadapi tuntutan pidana serta hukuman disiplin.
Sementara atasannya akan menghadapi hukuman disiplin karena kelalaian.
Pihak sekolah telah mengatur agar para korban menerima konseling dan rehabilitasi psikiatris.
"Direktur sekolah akan bertemu langsung dengan keluarga masing-masing korban, melaporkan perkembangan investigasi, dan menyampaikan belasungkawa," imbuh Vithai.
Sumber: The Strait Times