TRIBUNNEWS.COM - Hamas, kelompok bersenjata yang beroperasi di Jalur Gaza, hingga kini belum menyerahkan daftar sandera hidup yang dipegangnya untuk dipertukarkan dalam kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
Hal ini dilaporkan oleh Channel 12, sebuah saluran berita televisi Israel, pada Sabtu (21/12/2024).
Apa yang Terjadi dalam Negosiasi Gencatan Senjata?
Meskipun Hamas belum memberikan daftar nama para sandera, pejabat Israel tetap optimis ada kemajuan dalam negosiasi yang sedang berlangsung.
Channel 12 juga melaporkan bahwa Kepala Korps Intelijen Angkatan Pertahanan Israel (IDF), Mayjen Shlomi Binder, melakukan kunjungan ke Kairo untuk berdiskusi dengan pejabat Mesir.
Namun, laporan tentang kunjungan ini dibantah oleh Israel, yang menyatakan bahwa Binder tidak pernah mengunjungi Kairo.
Siapa yang Terlibat dalam Pembicaraan?
Pada Jumat (20/12/2024), delegasi Hamas, Jihad Islam Palestina, dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina berkumpul di Kairo untuk membahas gencatan senjata dan kemungkinan pembebasan sandera.
Dalam pernyataan tertulis, Hamas menegaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata lebih dekat dari sebelumnya, asalkan Israel berhenti menetapkan persyaratan baru.
Apa Saja Persyaratan yang Diperdebatkan?
Gencatan senjata menjadi isu utama dalam perundingan ini.
Hamas menuntut agar pertempuran diakhiri secara permanen, sementara Israel menginginkan jeda sementara di mana sandera dibebaskan sebelum melanjutkan pertempuran untuk menghancurkan kemampuan militer Hamas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, menegaskan bahwa dia hanya akan setuju untuk gencatan senjata sementara sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera.
Apa Reaksi Israel terhadap Tuntutan Hamas?
Israel telah menyampaikan daftar nama 70 hingga 100 tahanan yang tidak akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan.
Selain itu, Netanyahu juga menekankan bahwa pemimpin Palestina Marwan Barghouti tidak akan dibebaskan meskipun ada kemungkinan untuk membahas pembebasannya di Qatar.
Apakah Ada Harapan untuk Kesepakatan?
Negosiasi untuk mencapai kesepakatan sandera baru telah berlangsung sejak gencatan senjata sementara pada November 2023 yang berhasil membebaskan 105 sandera.
Namun, upaya ini sering kali terhambat, dengan Israel dan Hamas saling menyalahkan atas kegagalan untuk mencapai kesepakatan.
Mengapa Gencatan Senjata Begitu Penting?
Gencatan senjata menjadi penting karena dua kelompok ini berusaha menyelamatkan sebagian dari 96 sandera yang masih ditahan Hamas setelah serangan pada 7 Oktober 2023.
Dalam serangan tersebut, sekitar 3.000 militan menyerang komunitas di selatan Israel, mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang dan penculikan 251 orang, sebagian besar warga sipil.
Apa Peran Internasional dalam Negosiasi Ini?
Laporan dari Bloomberg menunjukkan bahwa pejabat Israel memuji peran Direktur CIA Bill Burns, yang baru-baru ini tiba di Qatar untuk memfasilitasi kompromi antara kedua belah pihak.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel terus memberikan pembaruan kepada keluarga para sandera tentang perkembangan negosiasi yang dinamis ini.
Negosiasi untuk gencatan senjata dan pertukaran sandera di Jalur Gaza menunjukkan kompleksitas yang tinggi.
Dengan berbagai pihak yang terlibat dan persyaratan yang berbeda, harapan untuk mencapai kesepakatan tetap ada, meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi.
Seperti yang dinyatakan oleh pejabat Israel, saat ini mereka berada dalam "tahap akhir rekonsiliasi," namun keputusan politik yang sulit masih harus diambil.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).