Akibatnya, jumlah korban tewas di Gaza membludak lebih dari 45.000 orang.
Di mana sebagian besar anak-anak dan wanita, telah tewas dalam serangan yang telah menimbulkan kecaman global.
Dr. Hussam Abu Safia mengatakan pasukan Israel menggunakan dalih, rumah sakit tersebut merupakan zona pertempuran untuk membenarkan serangan terhadap rumah sakit tersebut.
Sebelum Israel membombardir RS Adwan, Kepala rumah sakit mengatakan bahwa IDF memerintahkan untuk menutup total RS itu.
Namun, karena tidak ada cukup ambulans untuk mengeluarkan ratusan pasien, alhasil ‘hampir mustahil’ pihak RS mengevakuasi semua pasien.
Israel Melanggar Semua Aturan Perang
Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini,menilai Israel telah melanggar semua peraturan perang di Jalur Gaza.
Oleh karenanya Ia meminta semua pihak mendesak PM Netanyahu untuk segera menyerukan penghentian serangan untuk melindungi warga sipil.
"Eskalasi selama 24 jam terakhir. Semakin banyak warga sipil dilaporkan tewas dan terluka," tulisnya dalam unggahan di akun X miliknya, dikutip dari Anadolu.
"Serangan terhadap sekolah dan rumah sakit telah menjadi hal biasa. Dunia tidak boleh menjadi kebal terhadap ini. Semua perang memiliki aturan, dan semua aturan itu telah dilanggar," imbuh Lazzarini.
Bulan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Rilisnya surat perintah penangkapan tersebut menjadikan Netanyahu, Gallant, dan Deif sebagai tersangka yang diburu secara internasional.
Pasalnya, ICC sekarang secara teoritis membatasi pergerakan Netanyahu karena salah satu dari 124 anggota nasional pengadilan tersebut akan diwajibkan untuk menangkapnya di wilayah mereka.
Selain itu surat penangkapan Netanyahu juga memberikan dampak luas, seperti melemahkan legitimasi kampanye Israel di Gaza. Kemudian merusak hubungan antara Tel Aviv dan sekutunya.
(Tribunnews.com / Namira Yunia)