TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang memungkinkan pemerintah Rusia untuk menghapus Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Suriah dan Taliban Afghanistan dari daftar teroris Rusia.
Undang-undang tersebut ditandatangani pada Sabtu, 28 Desember 2024.
Institute for the Study of War (ISW) melaporkan pemerintah Rusia terus membangun landasan hukum untuk menghapus Taliban dan HTS dari daftar teroris.
"Keputusan tersebut akan memfasilitasi pemulihan hubungan Rusia dengan Taliban," kata seorang blogger militer Rusia menurut laporan ISW.
Seorang blogger lainnya mengklaim Taliban Afghanistan telah menunjukkan niat mereka untuk membawa perdamaian ke Afghanistan, yang akan membuka rute perdagangan baru bagi Rusia.
ISW sebelumnya mengamati pemerintah Rusia sedang mempersiapkan mekanisme hukum untuk menghapus Taliban Afghanistan dari daftar tersebut.
"Keputusan Putin kemungkinan merupakan salah satu langkah terakhir dalam proses ini," lapor ISW.
"Keputusan Putin juga menetapkan landasan hukum bagi pemerintah Rusia untuk menghapus organisasi lain, termasuk HTS, dari daftar organisasi teroris," lanjutnya.
Menurutnya ini adalah bagian dari upaya Rusia untuk mengembangkan hubungan positif dengan pemerintah sementara yang dipimpin HTS di Suriah dan mengamankan jaminan untuk kelanjutan operasi pangkalan militer Rusia di Suriah.
Rusia Hapus Taliban Afghanistan dan HTS dari Daftar Teroris
Sebelumnya, Rusia mengindikasikan akan menghapus Taliban Afghanistan dan HTS dari daftar teoris.
Baca juga: Rusia Cabut Status Taliban Afghanistan dari Daftar Teroris, Putin Cari Sekutu Baru di Timur Tengah?
Parlemen Rusia memberikan suara mendukung rancangan undang-undang (RUU) yang memungkinkan penghapusan Taliban Afghanistan dari daftar teroris dalam pertemuan pada Selasa (10/12/2024).
"Majelis rendah parlemen, Duma Rusia, menyetujui RUU tersebut dalam pembacaan pertama dari tiga pembacaan yang diperlukan," kata kantor berita Interfax.
Sebelumnya, Taliban ditambahkan ke daftar hitam Rusia pada tahun 2003 karena mendukung separatis di Kaukasus Utara.
Selain itu, Rusia juga dikabarkan akan menghapus HTS dari daftar teroris, menyusul jatuhnya kekuasaan presiden Suriah Bashar al-Assad yang dulu didukung Rusia untuk melawan oposisi bersenjata termasuk HTS.