Dalam wawancara tersebut, ia juga menjelaskan mengenai operasi balasan terhadap sisa-sisa pendukung rezim Assad yang masih ada di Suriah.
Di sisi lain, Al-Sharaa menyatakan bahwa selain HTS, faksi-faksi lain di Suriah juga akan dibubarkan dan akan bergabung di bawah Kementerian Pertahanan dalam pemerintahan Suriah yang baru.
"Pemerintahan saat ini sedang bernegosiasi dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) untuk menyelesaikan krisis di timur laut Suriah," katanya.
Ia menekankan bahwa Kurdi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komponen Suriah, dan menegaskan bahwa tidak akan ada perpecahan di negara tersebut.
Terkait hubungan Suriah dengan negara lain, Al-Julani berharap pemerintahan baru AS yang dipimpin oleh Donald Trump akan mencabut sanksi terhadap negara tersebut.
Ia juga berharap Suriah yang baru dapat menjalin hubungan baik dengan Rusia, yang sebelumnya merupakan sekutu rezim Presiden Bashar al-Assad.
Setelah HTS mengambil alih kekuasaan di Suriah pada 8 Desember 2024, Bashar al-Assad dan keluarganya dikabarkan melarikan diri ke Rusia, tempat mereka mendapatkan suaka.
(Tribunnews.com/Bobby W)