HTS Tunjuk Ekstremis Asing ke Posisi Puncak di Tentara Suriah yang Baru
TRIBUNNEWS.COM- Pemerintah sementara Suriah telah mempromosikan tujuh pejuang asing dari kelompok ekstremis yang sebelumnya terkait dengan Al-Qaeda ke pangkat letnan dan kolonel sebagai bagian dari serangkaian promosi yang diumumkan pada tanggal 30 Desember.
Lebih dari 40.000 pejuang asing dari lebih dari 100 negara melakukan perjalanan ke Suriah selama perang untuk berperang bersama kelompok organisasi yang dianggap teroris oleh PBB, termasuk Front Nusra dan ISIS.
Kementerian Pertahanan Suriah mengumumkan promosi tersebut dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh Ahmad al-Sharaa (sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammad al-Julani), yang menjadi pemimpin de facto baru Suriah dan panglima tertinggi angkatan bersenjata Suriah setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad awal bulan ini.
Sharaa sebelumnya memimpin Front Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, yang didirikannya di Suriah di bawah arahan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi pada tahun 2011. Front Nusra kemudian mengubah namanya menjadi Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Menurut Departemen Luar Negeri AS, lebih dari 40.000 pejuang asing dari lebih dari 100 negara melakukan perjalanan ke Suriah untuk berperang bagi kelompok teroris yang ditetapkan PBB, termasuk Front Nusra dan ISIS.
Sekarang, banyak yang menerima posisi tinggi di tentara Suriah yang baru.
Menurut surat tersebut, warga negara Yordania Abd al-Rahman Hussein Khatib telah dipromosikan menjadi letnan di tentara baru Suriah.
Khatib, yang juga dikenal sebagai Abu Hussein Jordani, berasal dari Palestina dan memiliki hubungan dekat dengan pemimpin HTS, Sharaa.
Ia lulus dari perguruan tinggi kedokteran di Universitas Yordania dan datang untuk bertempur di Suriah pada tahun 2013. Khatib bertanggung jawab untuk memantau konflik antara kelompok bersenjata dan saat ini bertugas di dewan militer HTS.
Abd al-Aziz Daud Khudaberdi, juga dikenal sebagai Abu Mohammed Turkistani, adalah penduduk asli Turkistan dan telah dipromosikan menjadi letnan.
Omar Mohammed Ciftci, juga dikenal sebagai Mukhtar Turki, adalah warga negara Turki yang telah menjadi letnan.
Abdel Samriz Bishari, seorang warga Albania, dipromosikan menjadi kolonel.
Maulana Tirson Abdul Samad, penduduk asli Tajikistan, menjadi kolonel.