Jatuhnya Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Jeju Air di Korea Selatan menjadi buah bibir sejak beredarnya video yang menampilkan upaya pendaratan tanpa roda, yang berakhir dengan pesawat menghantam tembok pengaman dalam kecepatan tinggi dan meledak.
Menurut Volker K. Thomalla, seorang jurnalis kedirgantaraan yang berpengalaman selama 40 tahun dan menerbitkan majalah Aerobuzz di internet, penyebab kecelakaan lebih kompleks dari dugaan sementara.
Berikut kutipan lengkapnya:
Deutsche Welle: Dari apa yang diketahui sejauh ini, menurut Anda apa yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut?
Volker K. Thomalla: Penyebab kecelakaan hanya dapat diklarifikasi melalui penyelidikan yang kompleks. Prosesnya biasa memakan waktu setidaknya satu tahun. Hal ini memang bisa membuat frustrasi. Namun tidak ada cara lain, karena semua situasi dan kondisi harus dianalisis untuk menarik kesimpulan yang tepat demi keselamatan penerbangan.
Foto dan video menunjukkan pesawat mendarat tanpa roda pendaratan. Apakah pendaratan perut memang memerlukan jarak lebih jauh untuk berhenti? Bukankah seharusnya badan pesawat memiliki tingkat friksi yang lebih tinggi?
Memang benar. Tanpa roda pendaratan, efek pengereman logam di permukaan aspal seharusnya akan lebih besar dan pesawat akan berhenti lebih cepat. Video tersebut menunjukkan pesawat terbang dengan kecepatan sangat tinggi dan baru mendarat di akhir landasan. Sirip pendaratan juga tampaknya tidak dibuka, sehingga pesawat gagal mengurangi kecepatan secara signifikan. Para peneliti kecelakaan kini akan mencermati poin-poin ini.
Pesawat tergelincir di landasan pacu sepanjang 2.800 meter.. Apakah landasan pacu terlalu pendek jika Anda harus mendaratkan pesawat yang rusak atau biasanya cukup 2.800 meter?
Landasan pacu dengan panjang 2.800 meter sudah cukup untuk keselamatan pengoperasian pesawat dalam kategori ini. Bandara Weeze di Niederrhein Jerman, tempat Boeing 737 biasa mendarat, hanya memiliki landasan pacu sepanjang 2.440 meter, sedangkan bandara di Kota Dortmund hanya memiliki panjang landasan pacu 2.000 meter. Jadi hal ini tidak penting.
Video memperlihatkan pesawat menabrak dinding di ujung landasan dan terbakar. Bukankah biasanya masih ada ruang terbuka di ujung landasan, tempat pesawat bisa terus meluncur hingga berhenti dalam keadaan darurat?
Tembok pengaman di ujung landasan pacu merupakan hal yang tidak biasa, apalagi jika Anda melihat foto satelit di Bandara Muan, Anda dapat melihat bahwa masih ada ruang terbuka di belakangnya.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Pesawat nahas tersebut bertipe Boeing 737-800 dan berusia 15 tahun. Apakah jenis pesawat ini diketahui menyebabkan masalah atau mungkinkah usia juga berperan?
Dengan perawatan yang tepat, sebuah pesawat dapat dioperasikan dengan aman bahkan pada usia yang jauh lebih tua tanpa masalah apa pun. Boeing 737 adalah salah satu pesawat paling populer yang dibuat, dan versi 737-800 tidak terkenal dengan jumlah kecelakaan yang tinggi.