TRIBUNNEWS.com - Pasukan Israel dilaporkan telah memblokir jalanan utama di Provinsi Quneitra di Suriah selatan.
ABC News melaporkan, pasukan Israel memblokir jalanan itu menggunakan tumpukan tanah, pohon palem yang ditumbangkan, dan tiang-tiang logam.
Di sisi seberang jalan yang diblokir, sebuah tank Israel tampak bermanuver di tengah jalan.
Sebelumnya, Israel sudah lebih dulu menguasai zona penyangga yang dijaga pasukan perdamaian PBB, Dataran Tinggi Golan.
Tapi, tak lama setelah rezim Bashar al-Assad jatuh, Israel mulai menyerang wilayah Suriah di luar zona penyangga.
Hal itu memicu protes dari warga setempat. Mereka mengatakan pasukan Israel telah menghancurkan rumah-rumah dan mencegah petani pergi ke ladang mereka di beberapa daerah.
Baca juga: Prediksi Putin Terbukti, Israel Perkuat Kehadirannya di Suriah, Patroli Pakai Kendaraan Lapis Baja
Tak hanya itu, setidaknya dalam dua kesempatan, pasukan Israel juga dilaporkan menembaki pengunjuk rasa yang mendekati mereka.
Penduduk Quneitra mengaku frustrasi, baik karena keberadaan pasukan Israel maupun kurangnya tindakan dari otoritas baru Suriah dan masyarakat internasional.
Seorang penduduk, Rinata Fastas, mengatakan pasukan Israel telah menyerbut gedung-gedung pemerintahan setempat, tapi sejauh ini belum memasuki kawasan pemukiman.
Fastas mengaku khawatir pasukan Israel akan lebih maju, atau bahkan menduduki wilayah yang mereka rebut secara permanen.
Sebagai informasi, Israel hingga saat ini masih menguasai Dataran Tinggi Golan yang direbutnya dari Suriah selama Perang Timur Tengah tahun 1967 dan kemudian dianeksasi.
Masyarakat internasional, kecuali sekutu akrab Israel, Amerika Serikat (AS), menganggapnya sebagai wilayah yang diduduki.
Fastas memahami, Suriah - yang sekarang berusaha membangun lembaga-lembaga nasional dan militernya dari awal - bukanlah posisi yang tepat untuk menghadapi Israel secara militer.
Namun, ia mempertanyakan mengapa otoritas baru sama sekali tak mengambil langkah untuk mengamankan warga mereka.