"Negara ini mengakhiri tahun 2024 dengan pencapaian militer besar, tetapi pencapaian itu tidak bisa diterjemahkan sebagai penciptaan realitas yang lebih baik dan mengubah Israel menjadi negara yang lebih baik untuk ditinggali."
"Sebaliknya, tiap hari situasi makin buruk karena kita terbenam dan menggali di Gaza, Lebanon, dan Suriah," kata dia yang pernah menjadi jurnalis Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat invasi Israel ke Lebanon tahun 1982.
Dia mengatakan, di tengah berlanjutnya konflik, nasib warga Israel di utara dan selatan tetap tidak menentu. Tidak diketahui apakah mereka akan bisa kembali pulang ke rumah masing-masing.
Salah satu yang menjadi sorotan Ben-David adalah wilayah Israel utara yang terdampak oleh pertempuran Israel-Hizbullah. Warga Israel di sana terpaksa mengungsi.
Dia menyebut baru ada sedikit warga Israel yang kembali sejak gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah diumumkan.
"Hanya ada puluhan warga yang sudah kembali, kebanyakan adalah lansia," kata dia mengenang kunjungan di Kota Metula, Israel utara.
Mengenai operasi militer Israel di Gaza, Ben-David menyebut ada keraguan yang muncul.
Baca juga: Brigade Al Qassam Serang 5 Tank dan 1 Helikopter IDF, Media Israel: Hamas Sukses Comeback
"Keraguan juga terdengar dalam suara para komandan IDF ketika mereka menjelaskan pentingnya misi ini," ucapnya.
Kata dia, IDF menghujankan bom-bom kuat, mengerahkan tank, dan merampas area demi area di Gaza.
Namun, suara-suara mesin perang Israel dan pembunuhan terhadap para pejuang Hamas tidak membuat Israel lebih dekat dengan kemenangan.
"Hampir seluruh area di Jalur Gaza utara sudah dibersihkan dari warga sipil dan Hamas. Menara-menara di kawasan Beit Lahiya yang menjadi tempat para staf dan dokter telah diratakan. Tak tersisa satu pun rumah yang menghadap halaman Netiv HaAsara atau jalur kereta api menuju Sderot," kata dia.
Menurut dia, IDF menghabiskan tiap hari di Gaza untuk menguras darahnya sendiri. Bahkan, IDF kini bersiap mengerahkan divisi keempatnya untuk beraksi di Gaza.
"Perlu diulangi: Kita tidak akan bisa membunuh setiap orang yang diidentifikasi sebagai Hamas. Jumlah mereka di Gaza tak terbatas. Kita juga tidak akan pernah bisa menghancurkan roket atau RPG terakhir."
"Jika kita tidak bisa mengambil apa yang sudah kita capai saat ini, kita akan mendapati diri kita berkubang dan berdarah di Gaza selama bertahun-tahun tanpa harapan dan tanpa sandera, yang beberapa di antaranya masih hidup."