Setelah melalui masa uji coba hampir sepanjang tahun 2024, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu janji kampanye pasangan Prabowo-Gibran ini diluncurkan serentak di 26 provinsi di Indonesia. SD Angkasa 5 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menjadi salah satu lokasi pertama pelaksanaan program ini.
Sejak pagi buta, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Khusus Halim Perdanakusuma, yang terletak di kompleks TNI Angkatan Udara, sibuk menyiapkan ribuan paket makanan untuk didistribusikan ke delapan sekolah di sekitar lokasi dapur.
"Sekarang baru 1.500 paket, tetapi besok sudah ditingkatkan menjadi 3.000 paket," ujar Jonie Kusuma, pengelola SPPG Halim.
Menu hari pertama dari dapur ini terdiri dari ayam teriyaki, sayur buncis, nasi, dan pisang. Namun, tidak ada susu. Menteri Koperasi RI, Budi Arie Setiadi, yang ikut memantau pelaksaaan di lokasi ini mengakui sulitnya memenuhi susu sapi di Jakarta menjadi sebab absennya susu di hari pertama. Meski begitu, ia menjanjikan susu akan masuk ke dalam menu di hari-hari berikutnya.
Menurut Jonie, Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan kebebasan dalam memilih jenis masakan, asalkan kandungan nutrisi dan kalori per porsinya terpenuhi. Misalnya, untuk siswa PAUD hingga kelas 3 SD, setiap porsi makanan harus mengandung sekitar 600 kalori.
Setelah selesai dimasak, paket makanan langsung diangkut ke sekolah-sekolah sekitar SPPG. Di SD Angkasa 5, sebanyak 128 siswa menyambut program ini dengan antusias. Namun, distribusi makanan berlangsung lebih cepat 30 menit dari jadwal yang seharusnya saat jam istirahat pukul 09.00 WIB.
Beberapa siswa tampak menikmati makanan mereka, meskipun ada juga yang tidak menghabiskannya. "Enak ayam dan pisangnya, tapi aku masih kenyang," kata Kikan, siswa kelas 1 SD.
Hal serupa diungkapkan oleh Khanza, siswa lain yang mengaku baru saja sarapan dua jam sebelumnya. Kepala Sekolah SD Angkasa 5, Yuliani, menyambut baik program ini, tetapi berharap ke depan makanan bisa dibagikan sesuai waktunya, sehingga jarak antara sarapan dan makan siang tidak terlalu dekat.
Janji libatkan UMKM untuk tumbuhkan ekonomi
Beberapa hari dimulainya program ini secara resmi, Badan Gizi Nasional (BGN) yang menjadi penanggung jawab utama program MBG telah menunjuk 190 dapur utama yang disebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di 26 provinsi.
Setiap dapur utama bertanggung jawab atas penyaluran makanan untuk sekitar 3.000-3.500 penerima di wilayahnya. Pemerintah menargetkan jumlah dapur ini akan terus meningkat hingga 937 dapur di akhir 2025.
BGN juga bertugas memastikan bahwa bahan makanan yang digunakan berasal dari produk lokal. Dalam pelaksanaannya, pemerintah menggandeng koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk membantu penyediaan bahan baku, sehingga diharapkan dapat menggerakkan perekonomian lokal.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyebutkan bahwa di hari pertama, program ini menjangkau 500 ribu penerima. Angka ini ditargetkan terus meningkat hingga mencapai 3 juta penerima per hari pada Maret 2025.
"Kalau dari koperasi kami sudah mendata ada sekitar 1.332 koperasi yang sudah siap untuk menjadi pemasok bahan baku untuk makan bergizi gratis. Seluruh Indonesia," tuturnya. Meski demikian, data dari Kantor Komunikasi Presiden menunjukkan bahwa baru 140 UMKM yang terlibat dalam program makan bergizi gratis di hari pertama.
Alhasil, Budi Arie optimistis program ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Ia mengklaim dari proyeksi pemerintah, program ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 0,89%.