TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi di Yaman mengaku menyerang kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Harry S. Truman.
Juru bicara Houthi, Brigjen Yahya Saree, dalam pernyataannya pada hari Senin, (6/1/2025), menyebut serangan itu dilakukan dengan dua rudal penjelajah dan empat pesawat nirawak atau drone.
Menurut Saree, serangan itu dilakukan di Laut Merah utara ketika militer AS sedang bersiap melancarkan serangan ke Yaman.
Di samping itu, dia mengatakan pihaknya juga menjalankan tiga operasi militer pada hari yang sama. Targetnya adalah area di sekitar Tel Aviv dan Ashkelon. Dia mengklaim semua serangan itu sukses.
Saree berujar operasi militer terhadap kapal AS itu berhasil mencegah serangan udara besar-besaran AS ke Yaman.
“Kami akan melanjutkan operasi kami demi mendukung perjuangan Palestina, dan operasi ini tidak akan berhenti hingga agresi di Gaza berhenti dan pengepungan dihentikan,” ujar Saree dikutip dari News CN.
Militer AS maupun Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum buka suara mengenai serangan Houthi.
Adapun pernyataan Houthi itu keluar bersamaan dengan datangnya Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, di Ibu Kota Sanaa yang dikontrol Houthi.
Kedatangan Grundberg itu adalah yang pertama kalinya sejak lebih dari 1,5 tahun lalu. Dia berusaha mendorong proses perdamaian yang mandek.
Maritime Executive melaporkan serangan Houthi beberapa minggu belakangan diarahkan ke Israel. Sehubungan dengan ini, Israel telah memperingatkan bahwa serangannya ke Yaman akan ditingkatkan.
Houthi pada akhir tahun kemarin juga mengklaim telah menyerang USS Truman. Di samping itu, Houthi mengaku kembali menjatuhkan dua drone MQ-Reaper milik AS.
Baca juga: Mesir Bantah Mau Serbu Yaman, Houthi Siapkan Kejuatan Buat Israel
Truman sudah berada di kawasan Laut Merah selama lebih dari tiga minggu. Satuan tempur itu diberangkatkan tanggal 23 September 2024 dari Pangkalan Angkatan Laut Norfolk.
Komando Pusat AS (CENTCOM) menyebut Truman tiba kawasan itu tanggal 14 Desember. AS turut membawa dua kapal penjelajah kelas Arleigh, yakni USS Stout dan USS Jason Dunham.
CENTCOM memilih tidak mengomentari serangan Houthi. Komando itu hanya berujar bahwa pasukan AS memfokuskan ISIS di Irak dan Suriah.