News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ingin ke Timteng untuk Melawan Israel, 3 Warga Singapura Ditangkap, Salah Satunya Direktur

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Logo Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura. Tiga warga Singapura ditangkap setelah berusaha pergi ke Timur Tengah untuk melawan Israel.

TRIBUNNEWS.COM – Tiga warga Singapura ditangkap setelah berusaha pergi ke Timur Tengah untuk melawan Israel.

Pada hari Kamis (9/1/2025), Departemen Keamanan Dalam Negeri (ISD) mengatakan mereka ditahan dengan Undang-Undang Keamanan Internal.

Ketiganya disebut telah terkenal “radikalisasi online” dan bersiap untuk ikut terlibat dalam kekerasan bersenjata di luar negeri.

“Meski kasus mereka tidak saling terkait, radikalisasi mereka dipicu atau ditingkatkan oleh konflk Israel-Hamas yang sedang berlangsung,” kata ISD dikutip dari Channel News Asia.

Masing-masing berupaya mengenal/menggunakan senjata. Salah satunya bahkan mengunjungi tempat latihan menembak di Bangkok, Thailand. Ketiganya ditangkan bulan Oktober 2024.

ISD mengatakan pihaknya sudah menangani setidaknya lima warga Singapura yang “teradikalisasi” karena konflik Israel-Palestina.

Salah satu di antara mereka disebut bersedia melancarkan serangan di Singapura.

Profil tiga orang yang ditangkap

Tiga orang yang ditangkap adalah Muhammad Indra Aqmal Effendy (21), Mohammad Latiff Rahim (41), dan Nurisham Yusoff (44).

Dikutip dari The Strait Times, Indra dan Nurisham berencana bergabung dengan Hamas di Jaur Gaza, sedangkan Latiff ingin bergabung dengan kelompok militan terafiliasi Iran di Timur Tengah.

Indra berpofesi sebagai mekanik lift. Dia melihat konten di internet yang memperlihatkan warga sipil Palestina dibunuh oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Baca juga: Warga Israel yang Disandera di Gaza Diamankan oleh Brigade Bunuh Diri Hamas

Dia sedih atas penderitaan warga Palestina. Dia membenci IDF dan ingin bergabung dengan Hamas. Indra juga ingin mati sebagai syuhada saat bertempur.

Dia bersiap pergi ke Gaza dengan mencari rute travel yang memungkinkan ke sana. Lalu, dia mendapatkan kontak di Palestina yang menurutnya bisa membantunya.

Indra mengasah kemampuan tempurnya dengan cara mempraktikkan penggunaan senjata mainan di rumah. Lalu, dia mencari tempat latihan menembak di Batam.

Sementara itu, Latiff adalah direktur sebuah perusahaan pemasaran digital. Dia tinggal di Bangkok.

“Dia melihat konten online tentang ramalan ‘akhir zaman’ tahun 2010 dan meyakini hal itu akan terjadi pada masa hidupnya,” kata The Strait Times.

Latiff meyakini berkewajiban melawan musuh-musuh Israel pada akhir zaman.

Untuk menyiapkan diri menghadapi pertempuran, dia mengunjungi tempat latihan menembak di Bangkok tahun 2022.

Meletusnya perang di Gaza tahun lalu disebut telah meyakinkannya bahwa akhir zaman telah dekat dan Pemimpin Tertinggi Iran akan segera mengeluarkan imbauan kepada muslim untuk mengikuti jihad bersenjata.

Latiff siap bergabung dengan pasukan militer Iran atau kelompok militan yang dibekingi Iran, misalnya Hizbullah.

Dia berlatih gerakan menusuk dengan pisau dapur setidaknya empat kali di Bangkok. Latiff ditangkap ketika dia kembali ke Singapura pada bulan Oktober 2024.

Adapun Nurisham adalah seorang penjaga keamanan.

Baca juga: Hamas Gunakan Metode Tempur Baru di Gaza, Bom Perut Beraksi, Ranjau Jadi Ancaman Besar Israel

Dia disebut terpapar oleh “radikalisasi asing” setelah mencari pengetahuan keagamaan di media sosial tahun 2020.

Nurisham meyakini mati syahid adalah jalan termudah baginya untuk menebus dosanya dan masuk surga saat akhir zaman.

Dia lalu meyakini berkewajiban untuk pergi ke Gaza guna bertempur melawan Israel. Pria itu mencari cara untuk pergi ke sana dan mengunggah banyak unggahan di media sosial tentang perang Gaza.

Menurut dia, latihan militer yang didapatkannya saat bertugas di Angkatan Bersenjata Singapura akan membantunya. Nurisham juga berencana mengunjungi tempat latihan menembak di Batam.

ISD mengatakan ketiganya bertindak sendiri-sendiri. Tidak ada indikasi bahwa mereka merekrut orang lain di Singapura. Keluarga masing-masing juga tidak tahu rencana mereka.

(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini