TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, meyakini bahwa sejumlah negara akan bersatu membentuk koalisi untuk menjaga perdamaian di Ukraina jika nanti gencatan senjata dengan Rusia tercapai, kata juru bicaranya, seperti dilansir Express UK.
Pada Sabtu (15/3/2025), Starmer mengadakan pertemuan virtual dengan para pemimpin dari 26 negara.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas rencana dukungan Eropa yang berkelanjutan bagi Ukraina setelah Kyiv menyetujui usulan gencatan senjata yang diajukan oleh Amerika Serikat.
Para pemimpin militer dijadwalkan bertemu pada Kamis (20/3/2025) untuk merancang dan merinci apa yang disebut Starmer sebagai "fase operasional" dari rencana aliansi guna melindungi Ukraina sebagai pasukan penjaga perdamaian.
Starmer meyakini bahwa hingga 30 negara dapat memberikan kontribusi dalam berbagai bentuk, meskipun ia tidak mengungkapkan secara spesifik negara-negara yang terlibat.
Amerika Serikat tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Starmer mengatakan, “Tingkat kontribusi akan bervariasi, tetapi ini akan menjadi kekuatan yang signifikan, dengan sejumlah negara menyediakan pasukan dan lainnya berkontribusi dalam cara berbeda.”
Rusia telah berulang kali menegaskan bahwa gencatan senjata bergantung pada jaminan bahwa tidak ada tentara NATO yang akan ditempatkan untuk mengawasi zona penyangga antara kedua negara.
Ketika ditanya mengenai potensi eskalasi jika Rusia menyerang pasukan dari negara-negara sekutu NATO, juru bicara Starmer menjawab:
"Perlu diingat bahwa Rusia tidak meminta izin kepada Ukraina saat mengerahkan pasukannya."
"Kami sedang menjalankan rapat perencanaan operasional."
Baca juga: Trump dan Putin Bakal Berunding, AS Yakin Perdamaian Rusia-Ukraina Ada di Depan Mata
Seorang juru bicara Perdana Menteri menolak mengonfirmasi apakah Amerika Serikat akan menghadiri pertemuan pada Kamis.
Namun, ia menegaskan bahwa Inggris terus berdiskusi secara rutin dengan mitra dari Amerika.
Masih belum jelas seperti apa susunan pasukan penjaga perdamaian tersebut serta berapa banyak personel yang bersedia atau mampu dikirim oleh Inggris.