TRIBUNNEWS.COM - Teknologi kini sudah merambah ke berbagai elemen kehidupan, tidak terkecuali bagi mereka kaum homoseksual khususnya di Indonesia.
Salah satu momentumnya adalah hadirnya gadget berbasis Android dengan harga terjangkau. Gay atau mereka para homoseksual bisa mengunduh beragam aplikasi chatting yang memungkinkan satu sama lain terhubung, membina pertemanan maupun menjalin cinta, baik cuma semalam maupun yang berkelanjutan.
Aplikasi chatting populer di kalangan gay Indonesia antara lain Grindr dan JackD. Dalam peringkat yang disusun App Annie, per 28 November 2013, Grindr juga termasuk 100 besar aplikasi yang paling banyak diunduh oleh orang Indonesia di Google Play Store.
Grindr dan JackD tidak hanya bisa dijalankan di Android, tetapi sejumlah gay juga mengakui bahwa penggunanya baru meroket setelah tren gadget Android.
Grindr dan JackD menyasar gay secara umum. Ada pula aplikasi chatting yang secara khusus menyasar gay penyuka pria gempal dan berbulu, bernama Scruff.
Anjas(bukan nama sebenarnya) adalah salah satu pengguna Grindr.
"Aku pakai sejak semester lima," kata pria jangkung yang terdaftar di salah satu universitas unggulan di Jakarta ini. Sekarang, Anjas sudah masuk semester 11.
Ia mengetahui Grindr dari internet. Begitu tahu ada aplikasi itu, Anjas langsung mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membeli gadget dengan sistem operasi Android.
"Emang sengaja beli Android biar bisa pakai aplikasi itu," ujarnya.
"Kamu top atau bottom?"
Itulah kalimat yang biasa disampaikan seorang gay kepada gay lainnya melalui jendela aplikasi chatting di smartphone.
Top menunjukkan gay yang berperan sebagai laki-laki dalam hubungan intim, sementara bottom merujuk pada gay yang dalam hubungan itu lebih berperan sebagai perempuan.
Sementara itu, Iqbal(nama samaran)mahasiswa teknik di salah satu universitas ternama di Yogyakarta, memakai JackD.
"Baru sebulan pakai," ujar Iqbal.
Iqbal mengetahui adanya aplikasi tersebut dari teman sesama gay di kampusnya.