TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Penggunaan kacamata pintar Google Glass terus menyebar ke berbagai sektor. Apabila sebelumnya di sektor kepolisian, perangkat tersebut kini telah digunakan di maskapai penerbangan.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (11/2/2014), pegawai concierge Virgin Atlantic telah melakukan uji coba Google Glass di lounge Upper Class atau Kelas Satu bandara Heathrow, London.
Dengan teknologi yang ada, kacamata tersebut dimanfaatkan untuk mengidentifikasi penumpang Kelas Satu. Pegawai Virgin Atlantic nantinya bisa mengetahui nama dan berbagai informasi penerbangan si penumpang, bahkan sebelum penumpang tersebut menyebutkannya.
Harapannya, Virgin Atlantic dapat memberikan pelayanan yang lebih dipersonalisasi lagi bagi para penumpangnya.
Lebih lanjut, teknologi pada Google Glass mengizinkan karyawan Virgin Atlantic untuk memberitahu kepada penumpang informasi mengenai perjalanan dan juga cuaca di tempat tujuan.
Sebelumnya, Google Glass juga telah digunakan di sektor medis. Perangkat ini digunakan seorang dokter di Ohio State University Wexner Medical Center untuk menyiarkan secara langsung kegiatan operasi kepada para rekan-rekannya.
Produk tersebut juga digunakan oleh Kepolisian Kota New York untuk kegiatan pengamanan kota.
Saat ini, satu-satunya cara untuk mendapatkan Google Glass adalah melalui program Google Glass. Pertama-tama, peminat harus mendaftarkan diri terlebih dahulu. Setelahnya, peminat akan mendapatkan notifikasi dari Google. Jika disetujui, peminat harus membayar sebesar 1.500 dollar AS untuk "menebus" kacamata pintar ini.