Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia menghadapi tantangan meningkatkan literasi digital di Tanah Air di tengah adopsi teknologi digital yang semakin masif di masyarakat.
Salah satu peningkatan literasi digital yang mendesak dilakukan adalah memberikan pemahamanmengenai perlindungan data pribadi dan undang-undang terkait ini di kalangan mahasiswa dan di kampus-kampus.
"Beberapa universitas di Indonesia belum mengajarkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP). Ini adalah tantangan besar bagi kita semua," kata Syahraki di sela-sela event Governance, Risk Management, Assurance, and Cyber Security Summit (GRACS) 2024 di Jakarta belum lama ini.
ISACA Indonesia adalah organisasi profesi internasional yang fokus pada IT Governance, Risk Management, Cyber Security, dan Data Privacy yang mendukung perkembangan industri TI di Indonesia.
Di balik tantangan tersebut, Syahraki berharap pemerintahan yang baru saat ini dapat memberikan ruang bagi mereka untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
"Kami percaya pengetahuan yang kami miliki dapat membantu Indonesia dalam mengembangkan ekonomi digital yang aman dan berkelanjutan," bebernya.
Terkait GRACS 2024, ia menyebut eveent yang diadakan ISACA Indonesia Chapter mengumpulkan profesional dan regulator industri teknologi berkumpul untuk membahas isu-isu kritikal terkait tata kelola TI dan keamanan dunia digital.
Event 2 tahunan kali ini mengangkat tema Digital Trust: Navigating the Future in the Digital Era, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan siber, manajemen risiko, dan perlindungan data pribadi.
Baca juga: File APK Palsu Berkedok Tagihan Pajak Ancam Data Pribadi Nasabah, BRI Imbau Masyarakat Waspada
Event ini ingin mendorong diskusi dan kolaborasi antara para profesional di bidang IT Governance, Cyber Security, dan Data Privacy.
"Profesional di sektor ini sering kali bekerja di balik layar, padahal isu-isu terkait teknologi memerlukan kolaborasi yang lebih terbuka untuk maju bersama-sama," katanya.
Diterangkan, tidak hanya berbicara tentang perangkat atau teknologi, tetapi juga tentang manusia dan proses yang mengelola teknologi tersebut.
Baca juga: Awas Pencurian Data Pribadi lewat Smartphone, Kenali Ciri-Ciri Malware APK!
Richi Aktorian, Ketua Panitia GRACS 2024 mengatakan, banyak kasus kebocoran data atau pelanggaran keamanan yang terjadi karena kelemahan dalam tata kelola, bukan hanya masalah teknis.
"Itu sebabnya ISACA sangat menekankan pentingnya governance dalam setiap upaya pengelolaan teknologi," kata Richi.