TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Bercocok tanam di lahan sempit belakangan ini menjadi tren baru. Tidak sedikit yang memutar otak mencari cara kreatif untuk mempertahankan produktivitas tanaman terutama bahan pangan.
Niat untuk mengatasi masalah pangan yang dikhawatirkan akan terjadi 10-15 tahun lagi inilah yang kemudian memacu pecinta tanaman agar tidak disalip dengan lajunya pembangunan gedung gedung perkantoran, pabrik industri dan perumahan yang mengurangi lahan produktif .
Fenomena inilah yang kemudian ditangkap PT. Sorini Agro Asia Corp. Dalam rangka memperingati hari pangan sedunia yang diperingati setiap 16 Oktober ini, pabrik agro yang mengolah bahan baku ketela diproduksi menjadi tepung dan pemanis yang berkedudukan di Ponorogo menggelar pelatihan bertanam tanaman pangan dengan cara kreatif dengan memanfaatkan lahan sempit .
Acara yang dirangkaikan dengan pemberian nutrisi ini diadakan 30 Oktober 2014.PT Sorini bekerjasama dengan Universitas Darussalam Gontor , Ponorogo memberikan pelatihan kepada 250 pelajar dari 9 sekolah dari TK,SD, SMP, SMU di Kabupaten Ponorogo .
Pelatihan meliputi perawatan tanaman sawi, kol , terong dalam polybag, model hydroponic, hydrogel , pengetahuan diversifikasi pangan dan pengolahan sampah organic dengan menggunakan cacing.Sekolah yang dipilih adalah sekolah yang peduli di lingkungan - program adiwiyata.
Dalam sesi pelajaran model dengan penanaman mode hidroponik, para pelajar SMP dan SMU sangat antusias mendengarkan penjelasan dari panitia.
Hidroponikyang dijelaskan dan diajarkan cara pembuatannya dengan model hidroponik Floating (FHS) dan Film Nutrisi teknik (NFT). Konsep model NFT adalah akar tanaman tumbuh pada air nutrisi yang tersirkulasi sehingga tanaman memperoleh cukup air , nutrisi dan okseigen. Seperangkat alat Hydroponik senilai Rp 3 juta yang sudah lengkap dengan filter, pompa , tubing nutrisi dan bak sirkulasi.
Tanaman yang bisa ditanam di hidroponik contohnya adalah sawi hijau, sawi kol,seledri.
Dalam workshop kali ini peserta yang terdiri dari anak, SMP,SMU dan Guru diberikan hadiah model Hydroponik Floating yang menggunakan sterefoam box dan didalamnya telah diberikan air dengan diberikan nutrisi.
"Model ini harapannya untuk percontohan belajar di sekolah," kata Anom Marwoto, CSR Lead Sorini Ponorogo kepada Tribunnews.com.
Dalam Pengembangan lebih lanjut model hydroponic instalasi dengan film bisa diintegrasikan dengan budidaya lele, nila, gurami dimana kotoran dari ikan tersebut bisa untuk menutrisi tanaman yang ada di tubing hydroponic.
Nunuk, Kepala Sekolah SMP 5 Ponorogo, salah satu yang ikut pelatihan ini mengatakan kegiatan tersebut cukup positif mengajari anak anak lebih peduli lingkungan. Anak-anak pun tidak sekadar berorientasi pada kesenangan jangka pendek tapi juga sarat akan pendidikan demi penyelamatan Lingkungan.
Selain pemberian pelatihan dan pembagian nutrisi gratis, juga diberikan bantuan bedah rumah kepada penduduk. Wakil Bupati Ponorogo, Hj. Yuni Widyaningsih SH, MSi menyerahkan secara simbolis bantuan ini . Untuk diketahui selama periode 2012-2014 telah dibangun 12 rumah sehat dan layak huni untuk keluarga miskin Ring 1 sekitar pabrik.