Kendati demikian, bukan berarti warga tak bisa menikmati fenomena ini. Masyarakat bisa melihat Gerhana Matahari melalui layar LCD pada kamera, baik kamera video, DSLR, maupun kamera handphone.
Hanya saja, saat mengarahkan lensa ke matahari jangan sampai menatap langsung ke langit melainkan melihat dari layar LCD.
Melihat dari view finder kamera pun itu sama artinya dengan menatap langsung. Hindari penggunaannya dengan metode itu dan pakai mode LCD.
Jika ingin merekam adegan proses pembentukan cincin gerhana, sangat disarankan untuk tidak berlama-lama.
Pancaran sinar matahari kemungkinan bisa merusak kamera karena kepanasan.
Akan lebih baik jika lensa kamera dilapisi film kacamata gerhana.
Cara yang lebih murah adalah dengan menggunakan pantulan air. Cukup sediakan bak yang diisi air hingga penuh dan ditaruh di tempat terbuka.
Untuk melihat gerhananya, masyarakat melihat dari pantulan yang ada di air tersebut.
Tapi tidak bolah secara vertikal sudut (antara orang, media bak air, dan matahari, sejajar lurus), melainkan posisi orangnya ada di pinggir bak berisi air tadi.
2. Mutoha, Astronom amatir dan pembina Jogja Astro Club
Kacamata hitam memang mampu menyaring cahaya matahari.
Tapi, jumlah cahaya matahari yang tersaring tidak cukup besar. Karenanya masih berbahaya bagi mata.
Agar aman, jumlah cahaya matahari yang diterima harus sepersepuluh ribu dari cahaya yang masuk ke bumi.
Kacamata hitam hanya bisa menyaring maksimal seperseribunya. Jadi, belum cukup aman untuk mata.