News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eurofighter Typhoon, Dulunya Pesawat Incaran TNI AU, Kini Dilirik Angkatan Udara Malaysia

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Typhoon yang dibangun oleh BAE rencananya bakal dibeli Malaysia

TRIBUNNEWS.COM - Dua tahun lalu pada ajang Indo Defence 2014, tim Eurofighter Typhoon hadir di Indonesia sambil memamerkan simulator Typhoon untuk dicoba oleh pengunjung.

Setahun kemudian, pada April 2015 tim ini kembali hadir di Indonesia dengan membawa mock-up Typhoon ke PT Dirgantara Indonesia.

Sehari sebelumnya, acara didahului dengan seminar mengenai teknologi dan keunggulan penempur multiperan Typhoon di Jakarta.

Tim Eurofighter memberikan pemaparan yang gamblang mengenai performa jet tempur ini kepada sejumlah wartawan dan beberapa perwakilan dari komunitas penerbangan.

Dalam kesempatan itu, Eurofighter juga menyampaikan skema penawaran transfer teknologi kepada Indonesia untuk membantu PT Dirgantara Indonesia mewujudkan pembuatan pesawat tempur.

Ketika gegap gempita kompetisi jet tempur pengganti F-5 TNI AU lambat laun mengerucut kepada Su-35, tim Eurofighter seperti kehilangan darah.

Promosi mulai agak kendur dan bahkan seolah Eurofighter menarik diri dari kompetisi bergengsi di Indonesia tersebut.

Padahal, Eurofighter yang di dalamnya terdapat keterlibatan Airbus Defence and Space, sesungguhnya punya peluang besar di Indonesia karena hubungan yang sudah terjalin lama dan kuat dengan PTDI via Airbus Group.

Senin 20 Juni 2016, pada ajang Trade Media Briefing 2016 yang diselenggarakan Airbus Defence and Space di Munich, Jerman, Airbus Defence and Space menyampaikan perkembangan berbagai produknya termasuk Eurofighter Typhoon.

Dijelaskan oleh Alberto Gutierrez, HO Combat Aircraft & Air Services, hingga saat ini sebanyak 478 unit Typhoon sudah dikirimkan kepada enam negara pengguna. Yakni kepada Jerman 123 unit (dari 142 pesanan), Inggris 136 (dari 160), Italia 82 (dari 96), Spanyol 61 (dari 73), Austria 15 (dari 15), dan Arab Saudi 61 (dari 72).

Dua negara lagi akan menyusul menerima pengiriman Typhoon, yakni Oman 12 unit dan Kuwait 28 unit. Dengan demikian, Eurofighter telah mengantongi kontrak pasti pembelian sebanyak 518 unit dari 599 unit pesanan yang masuk.

Dalam satu tahun terakhir, sebanyak 47 unit Typhoon berhasil dikirimkan Eurofighter kepada lima penggunanya. Total, Typhoon saat ini dioperasikan oleh 21 kesatuan dan telah membukukan 340.000 jam terbang serta menjadi penempur utama enam negara Eropa.

Kontrak pembelian Typhoon dari Kuwait sebanyak 22 varian kursi tunggal dan enam varian kursi ganda, ditandatangani pada 11 September 2015.

Typhoon yang akan dikirimkan adalah dari Tranche 3 dan dilengkapi E-scan radar. Kuwait menjadi negara ketiga pemesan Typhoondi kawasan Teluk setelah Kerajaan Arab Saudi dan Kesultanan Oman.

Sebagai pembuat, Eurofighter terus melakukan peningkatan kemampuan maupun upgradeberagam sistemnya agar penempur Typhoon selalu menjadi yang terdepan di antara para kompetitornya.

Tahun 2014 melalui Program P1E misalnya, radar aktif AESA mulai digunakan pada Typhoon.

Kemudian berlanjut pada Program P3E sejak 2015, yakni integrasi rudal udara ke darat MBDA Brimestone 2, dan pada sejak 2016 telah berhasil menguji secara sukses rudal udara ke darat jarak jauh MBDA Storm Shadow/ SCALP EG serta rudal udara ke udara jarak jauh MBDA Meteor.

Inovasi teknologi dan kemitraan dengan para pengguna menjadi dasar bagi Eurofighter dalam memasarkan Typhoon terhadap negara-negara pengguna maupun calon pembeli.

Demikian juga yang dilakukan konsorsium ini terhadap Indonesia maupun Malaysia di kawasan Asia Tenggara.

“Indonesia adalah negara yang besar. Airbus Defence and Space punya hubungan dan kerja sama yang baik dengan PTDI. Banyak hal bisa dilakukan secara bersama,” ujar Guiterrez di hadapan 80-an jurnalis dari berbagai negara termasuk Angkasa dari Indonesia.

Bila di Indonesia Typhoon entah masih mendapat tempat di hati TNI AU atau tidak, hal lain yang menarik adalah bahwa Typhoon saat ini juga sedang berjuang di Malaysia.

Teman wartawan dari Negeri Jiran memberikan bocoran bahwa Malaysia saat ini sedang mempertimbangkan untuk membeli Typhoon atau Rafale untuk memperkuat TUDM (AU Malaysia). 

PENULIS: Roni Sontani
SUMBER: Majalah Angkasa

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini