TRIBUNNEWS.COM - Sebuah perusahaan eksportir senjata asal Rusia mengabarkan bahwa Indonesia tengah mengincar pesawat amfibi Be-200.
“Indonesia tertarik membeli pesawat amfibi Beriev Be-200 Rusia,” ungkap Jenderal Sergey Goreslavsky, Wakil Kepala Rosoboronexport, eksportir senjata negara Rusia, Kamis (22/9), mengutip pemberitaan dari media Rusia, Sputnik.
Seperti yang disampaiakan Goreslavsky, delegasi Indonesia yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) RI Marsekal TNI Agus Supriatna telah menguji kemampuan pesawat amfibi Be-200.
“Mereka tertarik untuk membeli pesawat kelas ini, dan hal itu sebenarnya merupakan fakta yang unik,” tutur Goreslavsky dalam sebuah kesempatan saat pameran internasional Gidroaviasalon 2016 di kota Gelendzhik, Laut Hitam, Rusia.
Goreslavsky menyebutkan, bahwa pihak Rosoboronexport sedang menggodok kerangka kerja sama jangka panjang untuk proyek tersebut dengan delegasi dari Indonesia.
Pada Februari lalu dikabarkan bahwa Indonesia berencana untuk membeli empat unit pesawat amfibi Beriev Be-200 Rusia.
Menurut sumber dari industri pertahanan Rusia seperti yang dikutip RBTH Indonesia, kontrak akan ditandatangani dalam waktu dekat.
Pesawat amfibi multifungsi Be-200 didesain untuk memadamkan api, sesuai dengan kondisi Indonesia yang kerap dilanda kebakaran hutan atau lahan.
Pesawat ini mampu mengangkut puluhan ton air dalam lambungnya dan menyemburkannya ke kobaran api yang mengamuk.
Selain itu, pesawat amfibi Be-200 juga mampu mengirim bantuan darurat ke area yang terkena bencana alam; melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di perairan; serta memantau kondisi lingkungan.
Dengan disematkan dua mesin jet di atas sayapnya, pesawat amfibi Be-200 mampu melakukan lepas landas di landasan pacu sepanjang 1.800 meter dan di perairan tertutup.
Pesawat ini pun mampu lepas landas di laut dengan kedalaman lebih dari dua meter dan tinggi ombak 1,2 meter (gelombang dengan kekuatan berskala 3).
Pesawat amfibi asal negeri beruang merah raksasa ini memiliki kemampuan khusus.
Pesawat ini tidak perlu mendarat untuk melakukan pengisian air.
Saat melakukan “planing” atau gerakan mengapung di atas air, Be-200 mampu mengumpulkan 12 – 13 ton air dalam waktu singkat.
Hebatnya, pesawat Be-200 mampu mengangkut hingga 37.2 ton air dan terbang di ketinggian 3.850 tanpa perlu mengisi ulang bahan bakar.