TRIBUNNEWS.COM – Berapa pun usia Anda, perlu Anda ketahui bagaimama cara menurunkan kolesterol supaya terhindar dari penyakit jantung.
Dikutip dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013, 22 persen anak muda di Indonesia - di kisaran 15-35 tahun - menderita sakit jantung koroner. Hal ini tentu saja disebabkan banyak faktor, mulai dari gaya hidup tidak sehat, bawaan lahir, atau kadar kolesterol tinggi.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan kolesterol. Namun, perlu Anda ketahui terlebih dahulu fakta-fakta seputar kolesterol. Pasalnya, masih banyak informasi simpang siur terkait kolesterol dan penyakit jantung. Untuk mengetahui faktanya, simak informasi lengkapnya di bawah ini!
Mitos: Semua kolesterol buruk bagi kesehatan
Fakta
Tak hanya buruk, beberapa kolesterol faktanya penting untuk kesehatan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, tubuh membutuhkan kolesterol untuk melakukan pekerjaan penting seperti membuat hormon dan membangun sel.
Di dalam tubuh, terdapat dua jenis kolesterol yaitu:
- LDL (low-density lipoprotein) atau kolesterol "jahat" yang membentuk sebagian besar kolesterol tubuh. Kadar kolesterol LDL yang tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
- HDL (high-density lipoprotein), atau kolesterol "baik" yang berfungsi untuk mengurangi penumpukan kolesterol di dalam darah. Kadar kolesterol HDL yang tinggi dapat menurunkan risiko sakit jantung dan stroke.
Maka dari itu, tubuh yang memiliki terlalu banyak kolesterol LDL, dapat menumpuk di dinding pembuluh darah (plak). Bila terus menumpuk, lama kelamaan bagian dalam pembuluh akan menyempit dan memblokir aliran darah ke jantung.
Mitos: Risiko semakin tinggi karena keluarga memiliki riwayat penyakit jantung
Fakta
Faktor genetik memang meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit jantung, namun bukan berarti Anda tidak bisa mencegahnya. Selama tubuh bugar, pengelolaan stres yang baik, serta diimbangi dengan pola makan teratur dan sehat, penyakit jantung pun bisa Anda lawan.
Mitos: Kolesterol tinggi dapat dirasakan
Fakta
Dilansir dari CDC, kadar kolesterol tinggi biasanya tidak memiliki tanda atau gejala. Maka dari itu, sangat penting untuk memeriksa kadar kolesterol secara rutin minimal empat atau enam tahun sekali.
Mitos: Kolesterol tinggi, minum obat bisa aman makan apa saja
Fakta
Melansir dari situs P2PTM Kemenkes, meski Anda rutin minum obat, kadar kolesterol akan tetap naik bila konsumsi makanan tinggi lemak jenuh tidak seimbang dengan sayuran dan buah-buahan.
Solusi terbaik, tetaplah konsumsi makanan atau minuman penurun kolesterol, serta batasi konsumsi makanan tinggi lemak dan rajin berolahraga.
Mitos: Penderita penyakit jantung aman konsumsi kolesterol selama olahraga
Fakta
Rutin berolahraga tidak akan memberikan efek yang signifikan, selama Anda masih mengonsumsi asupan kolesterol yang tinggi.
Berdasarkan penjelasan Dr Kasim Rasjidi, Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus pembicara di Radio SMARTFM, setiap orang disarankan mengonsumsi kolesterol maksimal 300 mg per hari. Anda sudah memasuki kondisi berbahaya jika sudah berada di atas 240 mg. Jadi batasi asupan harian itu tetap perlu dilakukan supaya tidak kebablasan.
Untuk mengetahui batas aman untuk penderita penyakit jantung, Federal Dietary Guidelines merekomendasikan untuk membatasi asupan kolesterol kurang dari 200 mg per hari.
Mitos: Kadar LDL yang tinggi dapat turun dengan diet saja
Fakta
Dilansir dari KlikDokter, diet saja tidak bisa menurunkan kadar kolesterol yang sangat tinggi. Diet jantung sehat dapat sedikit menurunkan LDL, setidaknya sebesar 25 persen saja, tetapi tubuh masih membutuhkan asupan penurun kolesterol.
Lalu, apakah masih ada cara menurunkan kolesterol lainnya?
Salah satu asupan yang baik dan bisa menurunkan kolesterol adalah Plant Stanol Ester (PSE), PSE yaitu bahan alami yang telah teruji menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah dengan total 7-10 persen.
PSE merupakan golongan tumbuhan yang terdapat pada sejumlah tanaman, di antaranya kedelai, sayuran, gandum, dan jagung. Namun sayangnya, jumlah PSE pada sayuran sangat sedikit. Untuk mengakalinya, kini tersedia Nutrive Benecol, yaitu smoothies rasa buah yang mengandung PSE.
Hadir dengan rasa buah yang enak dan menyegarkan (Blackcurrant, Lychee, Strawberry, dan Orange), konsumsi Nutrive Benecol dua kali sehari, sehabis makan selama 2-3 minggu untuk hasil maksimal. Tidak hanya untuk menurunkan, Nutrive Benecol juga tepat bagi Anda yang ingin melakukan pencegahan penyakit jantung.
Apapun penyakit yang Anda takutkan, kuncinya jalani hidup sehat sejak sedini mungkin. Sebab mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan?
Penulis: Firda Fitri Yanda/Editor: Dana Delani