TRIBUNNEWS.COM - Reaksi alergi yang dialami Si Kecil kerap membuat orangtua panik. Beberapa gejala yang sering terjadi diantaranya ruam merah dan gatal, bersin, hidung gatal, hingga sakit perut dan diare. Penting bagi Anda untuk tahu bagaimana cara cek alergi pada anak sedini mungkin.
Asthma and Allergy Foundation of America menjelaskan, bahwa alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang bereaksi terhadap zat asing yang disebut alergen, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang harus “dilawan”.
“Alergi makanan yang paling sering pada anak dibawah 1 tahun adalah alergi protein susu sapi, karena memang ini makanan pertama bayi kalau tidak mendapatkan ASI. Namun, disebutkan bahwa jika gejala alergi ditangani dengan baik, termasuk juga pencegahan terjadi alergi lebih awal termasuk pada penderita atopik (punya bakat-riwayat orang tua alergi) maka gejala alergi susu sapi memiliki peluang sembuh. Gejala alergi ini akan hilang dan berkurang 50% pada tahun pertama, 70% pada tahun ke-2 dan sekitar 90% pada tahun ketiga,” jelas dr. Muliaman, Head of Medical Marketing KALBE Nutritionals.
Agar Anda paham bagaimana cek alergi pada Si Kecil dan apakah ia berisiko alergi, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan.
Waspadai gejala anak alergi
Kulit gatal-gatal atau muncul ruam, mata gatal dan berair, batuk, hidung gatal atau tersumbat, hingga gangguan pencernaan seperti diare, sakit perut, mual, dan muntah merupakan gejala umum alergi.
Dalam kasus yang lebih serius, sesak napas hingga hilangnya kesadaran, juga bisa menjadi salah satu bentuk reaksi alergi yang perlu diwaspadai. Maka dari itu, jika Si Kecil mengalami gejala-gejala tersebut, Bunda bisa segera membawanya ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lanjut yang tepat.
“Yang paling penting sebagai orangtua adalah memastikan dulu apakah benar anaknya alergi atau bukan dan menghindari penyebabnya, sebaiknya ke dokter kalau memang kondisi anaknya tidak membaik,” saran dr. Muliaman.
Kenali alergen
Perhatikan kembali apa yang menjadi penyebab atau alergen pada sang buah hati untuk memastikannya.
Misalnya, untuk mengenali atau mendiagnosis apakah Si Kecil benar-benar memiliki alergi terhadap susu sapi, coba hentikan pemberian susu formula kepada anak kira-kira selama satu minggu. Lihat apakah gejala yang tadi dicurigai menghilang atau tidak? Kalau menghilang berarti ada kemungkinan anak alergi susu sapi.
Perhatikan terus makanan dan minuman yang dikonsumsi Si Kecil, khususnya yang bersumber dari susu sapi. Jika muncul reaksi alergi yang sama seperti sebelumnya saat diberikan makanan atau minuman yang mengandung susu sapi, maka benar bahwa Si Kecil memiliki alergi terhadap susu sapi sehingga Anda dapat menghindari alergennya.
Lakukan tes alergi
dr. Muliaman mengatakan, kalau sudah mengenali dan menghindari apa yang menjadi alergen tapi gejala alergi muncul berulang dan berat, maka perlu dilakukan tes alergi.
“Tes alergi ini biasanya dilakukan oleh ahli alergi anak. Ada 3 cara mengecek alergi, yaitu skin prick test, uji tempel, dan tes IgE (ambil darah). Jadi dokter yang menentukan mau dilakukan tes apa dan untuk menguji alergen apa,” paparnya.
Hindari alergen penyebab
Menghindari alergen menjadi cara yang paling efektif untuk mengatasi alergi yang dialami Si Kecil. Jika anak memiliki alergi terhadap protein susu sapi, maka cobalah untuk memberikan asupan susu pengganti seperti susu soya sehingga Si Kecil dapat tetap tumbuh optimal sama dengan anak yang tidak alergi terhadap susu sapi.
dr. Muliaman mengatakan, saat ini teknologi susu soya (kedelai) sudah sangat maju sehingga mengandung isolat protein soya yang berkualitas.
Morinaga Chil*Kid Soya MoriCare+ menjadi salah satu susu pertumbuhan dengan isolat protein kedelai yang bisa Anda berikan sebagai susu pengganti untuk anak yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi.
Apalagi, dilengkapi dengan nutrisi tambahan lain seperti asam amino, Kombinasi Probiotik Bifidobacterium longum BB536 dan Bifidobacterium breve M-16V, serta Prebiotik FOS dan juga Kolin, DHA, AA, AL, AAL, dan zat besi yang diformulasikan lengkap untuk dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan badan dan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak Si Kecil yang berusia 1-3 tahun.
dr Muliaman menambahkan, “Khusus untuk pertumbuhan badan, anak yang mendapat susu isolat protein kedelai yang telah difortifikasi dengan asam amino essensial dan nutrisi lain, saat remaja rata-rata mempunyai tinggi dan berat badan yang sama dengan anak yang mengonsumsi susu formula biasa. Jadi, Anda tidak perlu khawatir. Anak alergi bisa sama tumbuh kembangnya dengan anak yang tidak alergi," paparnya.
Jadi, jika Si Kecil mengalami alergi, jangan panik. Segera kenali gejalanya dan cek alergi Si Kecil sedini mungkin.
Penulis: Nurfina Fitri Melina/ Editor: Dana Delani