Laporan Wartawan Tribunnews, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM
Menggerakkan tubuh dalam sebuah gerakan tarian terbukti memberi efek positif bagi kesehatan mental remaja putri.
Demikian hasil sebuah riset para peneliti Swedia yang dipublikasikan di jurnal Archives of Pediatric and Adolescent Medicine pada 12 November lalu.
Seperti yang dilansir Medical Daily, mereka menemukan remaja putri yang mengikuti kelas menari dua kali seminggu menunjukkan adanya peningkatan kesehatan mental dibandingkan mereka yang tidak. Efeknya bahkan terbilang berjangka panjang, bisa bertahan lama meski kelas berakhir berbulan-bulan silam.
Mengacu pada artikel tersebut, menari adalah bentuk popular sebuah aktivitas fisik, khususnya buat perempuan. Menari dapat menyediakan perempuan sebuah lingkungan yang mendukung dan sebuah kesempatan untuk menstimulasi kembali gerakan tubuh yang lemah dan penerimaan persepsi fisik.
Dalam penelitian tersebut, pemimpin riset, Anna Duberg dari Center for Health Care Sciences dan timnya meneliti 112 remaja putri berumur 13 sampai 18 tahun yang memiliki "masalah internal".
Yang dimaksud "masalah internal" di sini adalah kondisi di mana penderita mengalami mood jelek, tidak percaya diri dan rasa cenderung cepat menyerah. Masalah yang dimaksud, menurut para peneliti, masih tergolong ringan sehingga tidak memerlukan penanganan seorang pskiater.
Setengah dari partisipan diminta secara acak untuk mengikuti kelas menari yang berdurasi 75 menit dua kali seminggu selama delapan bulan untuk dua tahun pertama dari tiga tahun masa penelitian.
Selama kelas berlangsung, para remaja tersebut menciptakan sebuah rutinitas kelas yang menarik. Tak ada "masalah internal" yang dibahas di sana.
Anna dan timnya meminta para partisipan untuk memberi peringkat kesehatan mereka dalam skala 0-5 sekali sebelum kelas dimulai dan tiga kali selama riset berlangsung.
Hasilnya, adanya peningkatkan kesehatan mental yang cukup signifikan pada remaja putri yang berpartisipasi dalam kelas dansa. Sekitar 91 persen partisipan merasa menari adalah pengalaman paling positif.
Para peneliti masih bimbang alasan apa yang membuat kelas menari begitu berdampak positifnya pada kesehatan remaja putri.
Mereka berpendapat bahwa partisipan mendapat efek positif karena mereka sangat menikmati kelas tersebut, tak ada kekangan dan tak ada pula tekanan sebagaimana yang ditemukan di sekolah.
Selain itu, kelas dansa juga memberi kesempatan bagi para remaja untuk menumbuhkan rasa kebersamaan karena mereka dilatih untuk mengkoordinasikan gerakan dengan musik di kelas.
Menurut peneliti, simptom positif juga tak lepas dari aspek sosial yang terjadi di dalamnya. Kelas menari memungkinkan mereka berkenalan dengan teman baru dan menghabiskan waktu bersama dengan aktivitas yang mereka senangi.
"Penelitian ini menunjukkan peran aktivitas fisik dan sosial yang menyenangkan dalam meningkatkan kesehatan," tulis para peneliti dalam jurnal tersebut.
Klik TRIBUN JAKARTA Digital Newspaper
(Berita, artikel dan foto-fotonya dijamin WOW!)
Baca Artikel Menarik Lainnya
- Lihatlah Uniknya Tas Hula Hoop Ini, Tapi Harganya Nggak Lucu Kamis, 15 November 2012
- Mahasiswa Baru Jurusan Tari Sudah Diuji Gangnam Style Kamis, 15 November 2012
- Organ Intim Kendor? Kencangkan Lagi Dengan Cara V Spa Kamis, 15 November 2012
- Paket Natal dan Tahun Baru di Aston Kuta Hotel Hanya Rp 2,9 Juta Kamis, 15 November 2012
- Kekurangan Gizi Tak Baik, Kelebihan Gizi Juga Tak Bagus Kamis, 15 November 2012