TRIBUNNEWS.COM - Tribunnews.com membuka kontak Konsultasi yang akan dijawab Drg Anastasia Ririen
Drg R Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati, alumnus Fakultas Kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, siap menjawab segala pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut di rubrik konsultasi gigi dan mulut Tribunnews.com.
Selama ini, perempuan kelahiran tepian Danau Tage - Epouto (Enarotali, Paniai, Papua) ini bekerja di Permata Pamulang Hospital, Happy Smile Dental Clinic Bali View Point (keduanya beralamat di Tangerang Selatan), dan praktek pribadi D-smile di wilayah Pondok Cabe, Selatan Jakarta.
Selain itu, juga aktif menulis di www.kompasiana.com/dokteranastasiaririen dan memberikan konsultasi soal kesehatan gigi dan mulut lewat media radio, serta mengisi rubrik konsultasi di Harian Tribun Kaltim.
Bagi pembaca Tribunnews.com yang ingin melakukan konsultasi masalah gigi dan mulut, silakan mengirimkan pertanyaan melalui email: dr_anastasia_ririen@yahoo.com.
Semua jawaban akan ditayangkan di www.tribunnews.com.
Pertanyaan Pembaca
Dokter Anastasia,
Jika sudah pernah operasi kista di gusi dimana sekitar 5 gigi rahang atas telah diambil karenanya,
1. Apakah kista tidak akan muncul lagi?
2. Perlukah kontrol lagi dan kapan waktunya?
3. Apa yang perlu dihindari agar kista tidak muncul kembali?
4. Adakah jenis makanan dan minuman yang direkomendasi?
5. Adakah jenis makanan dan minuman yang perlu dihindari?
Terimaksih, Dokter.. (Novayanti)
Jawaban:
Dear Kak Novayanti,
Kista rongga mulut merupakan rongga patologis tertutup dalam jaringan keras maupun lunak rongga mulut kita, hanya berisi gas ataupun berisi cairan/semi cairan/jaringan lunak, dan dikelilingi suatu membrane epithel. Beretiologis dari akumulasi matriks seluler multifikasi sel epitel, distensi cairan, faktor resorbsi Hg, perjalanan suatu proses radang/infeksi, akibat trauma, gangguan pertumbuhan (congenital herediter), maupun akibat obstruksi/retensi kelenjar mayor dan minor dalam rongga mulut kita.
Gejala:
- Keberadaan kista dapat muncul tanpa gejala yang berarti. Kecuali telah munculnya infeksi sekunder.
- Proses munculnya benjolan umumnya berjalan lambat.
- Pada kasus yang sudah pada tahap membesar, bila bermuasal dari area dalam tulang, maka ketika dinding tulang makin menipis akibat ekspansi kista di dalamnya, akan muncul gejala krepitasi. Ditemukan area dengan dinding tulang yang tipis dan bila ditekan tampak getas seperti kulit krupuk.
- Dapat ditemukan area berfluktuasi.
- Secara umum permukaannya berwarna mirip warna jaringan sekitarnya.
- Permukaannya cenderung halus/rata.
- Tidak dapat digerakkan dari dasarnya.
Berdasar Klasifikasi dari Robinson Archer (1952), menurut perkembangannya kista dapat berasal dari:
A. Gigi, terbagi atas:
1. Periodontal (dento periosteal, dento alveolar, dento root), yakni:
a. Kista Periapikal
b. Kista Lateral
c. Kista Residual
2. Dentigerous (follicular), yakni:
a. Kista Odontoma
b. Kista Erupsi
c. Odontogenik Keratokista
d. Calcifying Odontogenik kista
B. Bukan dari gigi, terbagi atas:
1. Fissural, di antaranya:
a. Kista Nasoalveolar
b. Kista Median
c. Kista Nasopalatina
d. Kista Globulo Maxillary
2. Kista tipe Cleft Branchial, antara lain:
a. Kista Dermoid dan Epidermoid
b. Kista Cleft Branchial
c. Kista Ductus Thyroglossal
Dapat pula bermuasal dari suatu retensi, antara lain:
A. Mucocele
B. Ranula
Suatu kista didiagnose berdasarkan riwayat kejadian penyakit, pemeriksaan klinis, aspirasi biopsy, pemeriksaan foto Rontgen, serta pemeriksaan histopatologisnya.
Penatalaksanaan perawatannya yakni dengan pengangkatan seluruh dinding kista secara menyeluruh/in toto (enukleasi), dibuatkan semacam bukaan/jendela antara kantong kista dengan dunia luar (marsupialisasi) ketika oleh satu dan lain hal pengambilan secara in toto tidak memungkinkan dilakukan, maupun kombinasi kedua sistem tersebut. Hasil operasi diprediksi baik bila prosedur pelaksanaan operasinya dilakukan seideal mungkin. Karena untuk kasus ketika hanya tersisa satu sel dinding saja pada penatalaksaan pengambilan secara total, kista dapat kembali terbentuk.
Komplikasi yang dapat terjadi dari tindakan pengambilan kista yakni adanya pembengkakan, proses infeksi, pendarahan, maupun kejadian fraktur/retaknya tulang.
Sementara, terkait keberadaan kista dapat mengakibatkan terjadinya:
- Fraktur tulang.
- Tumor yang berkembang dari kista odontogenik: Ameloblastoma.
- Penutupan sinus maksilaris.
- Terjadinya facial/cervical sinus.
- Kondisi pati rasa syaraf.
Nah, pertanyaan saya, jenis kista apakah yang Kakak derita berdasarkan hasil diagnose sang dokter? Jenis tindakan operasi pengambilan seperti apakah yang dilakukan oleh sang dokter berdasarkan rencana perawatannya, yang biasanya akan dikomunikasikan ke Kakak sebelum tindakan pengambilan kista dilakukan? Apakah prosedur pelaksanaan operasi berjalan lancar sesuai rencana?
Dan, terkait pertanyaan Kakak:
1. Apakah kista tidak akan muncul lagi?
Jawaban saya:
Bisa muncul kembali apabila dalam prosedure tindakan pengangkatannya merupakan tindakan pengambilan secara total, tetapi oleh satu dan lain hal masih tertinggal sebagian sel kistanya. Atau, muncul jenis kista lain oleh etiologis yang berbeda di lokasi yang sama maupun berbeda.
2. Perlukah kontrol lagi, dan kapan waktunya?
Jawaban saya:
Jelas perlu. Silakan menghubungi/konsultasi kembali ke dokter/institusi tempat operasi dilakukan, terkait jadual pengontrolannya.
3. Apa yang perlu dihindari agar kista tidak muncul kembali?
Jawaban saya:
Silakan bertanya langsung ke dokter yang mengoperasi, untuk dapat diketahui upaya antisipasinya. Hal ini berhubungan dengan jenis kista yang telah terjadi. Saya tidak dapat memberikan jawaban karena saya belum tahu jenis kista apakah yang kemarin Kakak derita.
4. Adakah jenis makanan dan minuman yang direkomendasi. maupun perlu dihindari?
Jawaban saya:
Saya kira, apapun jenis kista yang kemarin Kakak derita, secara umum praktek pola hidup sehat yang sejalan dengan kaidah kesehatan serta alamiah merupakan sebuah kemutlakan yang musti dijalani. Termasuk soal pilihan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi, takaran, serta waktu mengkonsumsinya.
Demikianlah, Kak.. Semoga apa yang saya sampaikan di atas dapat memberikan manfaat bagi Kakak dan seluruh keluarga. Salam sehat dari saya.