News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Masyarakat Masih Percaya Mitos Alat Kontrasepsi Itu Santet

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pasang implant KB

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Keluarga Berencana (KB) yang digalakkan pemerintah masih mengalami kendala. Mitos tentang kontrasepsi sangat kuat melekat di hati masyarakat.

Masyarakat masih percaya mitos kalau implant KB mirip seperti susuk santet. Ada pula mitos seperti  pil KB yang menyebabkan kegemukan, IUD yang merusak rahim, suntikan yang menghilangkan pola menstruasi.

Dokter spesialis kandunganm dr Prima Progestian SpOG dari  RSIA Brawijaya, membenarkan fakta para ibu masih percaya dengan beragam isu negatif. Contohnya, banyak yang ketakutan jika tubuhnya dipasang kontrasepsi implant.

"Nanti bagaimana melepasnya? Nanti susah 'matinya' dan lain-lain. Implant adalah kontrasepsi hormonal jangka panjang yang efektif, aman dan ekonomis," katanya, kepada wartawan, Kamis (4/7/2013).

Menurut Prima, implan meski bentuknya  mirip jarum susuk, namun cara implant bekerja adalah murni secara medis. Bukan dengan  "guna-guna" dukun.

Mitos yang berkembang di masyarakat terkait penggunaan alat kontrasepsi untuk  program keluarga berencana (KB) dikhawatirkan akan berpengaruh pada keberhasilanpembangunan millennium atau Millennium Development Goals (MDGs) 2015.

"Penyampaian tentang ide keluarga sehat sejahtera mengalami kendala, karena mitos-mitos ini," kata pakar Kependudukan, Sugiri Syarief

Pemerintah melalui MDGs  menargetkan penurunan angka kematian ibu saat melahirkan. Diharapkan ada penurunan angka kematian dari 228 menjadi 102  per 100.000 kelahiran pada 2015. Salah satu cara  mengkampanyekan program Keluarga Berencana (KB).

Program KB akan efektif jika masyarakat sudah mengenal dan menggunakan berbagai jenis alat-alat kontrasepsi tanpa bisa dipengaruhi mitos-mitos tersebut.

"Perlu keterlibatan pemerintah daerah untuk membantu mengkampanyekan program KB dari pemerintah pusat. Sayangnya, banyak bupati atau walikota yang tak peduli terhadap masalah  kesehatan atau program KB yang berkembang," kata Sugiri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini