News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Komnas PA: 300 Balita di Ibukota Terjangkit AIDS

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang aktivis AIDS meletakan lilin pada sekelompok lilin yang menyala membentuk lambang pita merah AIDS selama acara menandai Hari AIDS Dunia di Manila, Philipina. Sabtu (1/12/2012) Diskriminasi terhadap kaum homoseksual dan orang yang terinfeksi HIV berkontribusi terhadap peningkatan pesat dari penyakit yang tak tersembuhkan di Filipina, pejabat dan aktivis kesehatan mengatakan. (AFP PHOTO / TED Aljibe)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setidaknya, terdapat 300 bayi di Ibukota yang terinfeksi virus Human Immuno Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/ AIDS). Dari angka tersebut menunjukkan bayi ada di posisi ke tiga setelah para pekerja seks komersil (PSK) dan kalangan risiko tinggi.

"Data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebutkan sedikitnya 300 balita di Ibukota yang terinfeksi virus HIV/ AIDS. Balita yang terinfeksi virus ini, rata-rata berusia satu hingga lima tahun. Mereka tertular virus mematikan itu saat mereka masih dalam kandungan," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, Minggu (21/7/2013).

Arist mengatakan, tak hanya di Ibukota di beberapa daerah, pihaknya mencatat masih banyak bayi-bayi tak berdosa yang terinfeksi virus ini. Dia menyebutkan, sedikitnya 12 bayi di Kabupaten Jembrana terjangkit HIV/ AIDS. Bahkan, dari jumlah itu, empat bayi di antaranya berasal dari keluarga kurang mampu. Sementara di Kediri, ditemukan setidaknya lima balita dan empat remaja yang terkena penyakit tersebut. 

"Untuk empat remaja yang terdeteksi menderita HIV/AIDS termasuk dalam high risk man (HRM), yakni berasal dari kelompok lelaki suka lelaki atau gay," lanjutnya.

Arist menjelaskan, alur infeksi pada anak atau balita biasanya berasal saat menyusui dari ibu yang terinfeksi HIV/AIDS. Ibu yang terinfeksi seharusnya mengikuti terapi khusus agar anak tidak turut terinfeksi, atau yang disebut Prevention of Mother to Child Transmission.

"Dalam proses terapi ini, ibu hamil akan diberikan obat khusus yang tidak mengganggu proses janin. Ketika bayilahi, juga harus diberikan tiga jenis obat retroviral, hingga sekitar berumur 2,5 tahun," kata Arist.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini