TRIBUNNEWS.COM - Banyak orang berusaha mengeluarkan banyak keringat dalam menurunkan berat badan. Mereka beranggapan, usaha untuk menghindari tubuh dari air akan lebih berhasil, bila dilengkapi kemampuan tubuh dalam menghasilkan keringat sebanyak-banyaknya.
Anggapan ini juga didasari bahwa bila air berhasil dikeluarkan, maka dengan sendirinya tubuh akan menjadi lebih ringan. Berbagai usaha lalu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya, jogging di bawah terik matahari dengan mengenakan training suit dari bahan parasut, atau masuk ke ruangan sauna.
Dengan melakukan 'pemerasan keringat' itu maka air dalam tubuh akan keluar secara berlebihan. Hasil timbangan pun lebih ringan seperti yang diharapkan.
Bukan jaminan
Perlu diingat, banyaknya keringat yang keluar tak jadi jaminan bobot tubuh akan berkurang. Sebab, penurunan berat badan itu bukan berasal dari pembakaran lemak, melainkan dari banyak cairan dan garam yang hilang dari tubuh.
Saat melakukan sauna misalnya, cairan juga akan berkurang sehingga merangsang jantung untuk mengantisipasi kekurangan cairan dengan meningkatkan denyut jantungnya. Keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah ini tentunya berpotensi menimbulkan gangguan pada orang-orang yang telah mengidap penyakit tekanan darah tinggi. Selain itu, dehidrasi juga akan mudah terjadi.
Hal ini juga menjawab seringnya terjadi keluhan jantung berdebar-debar pada orang-orang yang berusaha menurunkan berat badan hanya dengan mengurangi cairan yang masuk. Terlebih lagi bila diikuti dengan memaksa cairan tubuh keluar.
Olahraga sesuai kebutuhan
Keadaan yang kurang lebih sama juga dapat terjadi pada mereka yang berusaha melakukan olahraga seberat-beratnya untuk meningkatkan pembakaran lemak tubuh. Orang-orang ini juga ingin merasakan kepuasan berolahraga dengan menghasilkan keringat sebanyak-banyaknya.
Padahal, yang harus dilakukan adalah olahraga yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Bukan dengan mengangkat beban seberat-beratnya.