TRIBUNNEWS.COM - Alergi memang bisa jadi hal yang sangat mengganggu ketika kambuh. Rasa gatal, gejala batuk, hingga sesak nafas adalah reaksi yang diberikan oleh tubuh seseorang ketika ia bersentuhan (kontak) langsung dengan hal-hal yang memicu alergi.
Ada banyak zat yang dapat memacu timbulnya alergi. Mulai dari makanan, hingga obat-obatan. Namun, tahukah Anda bahwa faktor keturunan juga dapat menimbulkan alergi?
Faktor keturunan sendiri juga dapat menyebabkan alergi, di samping faktor-faktor lain seperti lingkungan, ras, iklim, ketidakseimbangan susunan saraf otonom, dan lain sebagainya. Sayangnya, tak banyak orangtua yang menyadarinya.
Hasil penelitian menunjukkan, delapan puluh tujuh persen anak yang mendapatkan serangan alergi sebelum umur 10 tahun, lahir dari orangtua yang keluarganya alergis. Bahkan, orangtua dengan riwayat alergi turut menularkan risiko anak terkena alergi sebesar 40-50%.
Namun, risiko anak terkena alergi pun tetap ada. Bisa juga terjadi anak alergis padahal kedua orang tuanya tidak. Pada kasus-kasus tertentu, faktor seperti infeksi memegang peranan. Yang jelas, semua orang dapat menderita alergi.
Orangtua harus paham
Meski begitu, orangtua harus paham akan riwayat alergi dan mengenali alergi pada anak lebih dalam. Hal ini untuk mencegah adanya kesalahpahaman dalam penanganan alergi.
Ketika orangtua tidak sadar anaknya memiliki alergi dan salah menginformasikan ke dokter saat melakukan pemeriksaan, maka akibatnya bisa fatal. Misalnya, Pemeriksaan alergi pun perlu dilakukan ketika orangtua mulai mencurigai anak terkena alergi, atau bahkan sakadar mengetahui riwayat kesehatan. Nantinya, hal-hal tersebut juga dapat membantu orangtua melakukan pencegahan sedini mungkin agar kesehatan anak tetap terjaga.