News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dipicu Kuman, Kusta Bukan Kutukan

Penulis: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kusta

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak pandangan ataupun kepercayaan penyakit kusta adalah kutukan, dipicu makanan maupun keturunan sehingga  penderita harus dihindari. Padahal kusta sebenarnya tidak ubahnya penyakit umum biasa. Lalu apa sebenarnya penyakit kusta?

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementeriaan Kesehatan RI,  Murti Utami, MPH dalam keterangannya,mengatakan kusta disebabkan oleh kuman kusta (mycobacterium leprae) yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya.

Kusta yang merupakan penyakit menular menahun terbagi menjadi 2 jenis yaitu kusta kering (PB:Pausi Basiler/kuman sedikit) dan kusta basah (MB: MultiBasiler/kuman banyak).

Penularan kusta dapat terjadi karena penderita kusta yang tidak diobati kepada orang lain yang kontak lama dengan penderita. Biasanya pada orang yang tinggal serumah atau tetangga dekat melalui pernapasan. 

Perlu diingat tidak semua orang serta merta tertular kusta begitu kontak dengan penderita. Secara statistik hanya lim persen  yang akan tertular.

Sebagai ilustrasi  dari 100 orang yang terjangkit 95 persen akan  tetap sehat, tiga persen tertular dan sembuh sendiri tanpa obat sedangkan dua persen lainnya menjadi sakit dan perlu pengobatan.

Penularan dari penderita kusta yang tidak diobati kepada orang lain yang kontak lama dengan penderita (biasanya pada orang yang tinggal serumah atau tetangga dekat) melalui pernapasan. Karena itupenyakit kusta dapat dikatakan penyakit menular yang sulit menular.

Kusta dapat diobati dengan obat kombinasi MDT, yaitu pengobatan dengan lebih dari satu macam obat yang sudah direkomendasikan.

Kombinasi obat dalam blister MDT diberikan sesuai dengan jenis penyakit, yaitu kusta kering, MDT terdiri dari Rifampisin dan Dapson, obat harus diminum sebanyak 6 blister (6 bulan).

Sementara kusta basah, MDT terdiri dari Rifampisin, Dapson, dan Klofazimin yang harus diminum sebanyak 12 blister (12 bulan). Obat MDT diberikan secara cuma-cuma di Puskesmas. Dosis pertama harus diminum di depan petugas puskesmas dan untuk selanjutnya obat diminum sesuai petunjuk dalam blister.

Setelah WHO merekomendasikan pengobatan kusta dengan regimenMulti Drug Therapy (MDT), negara-negara di dunia yang melaksanakan program pemberantasan dengan pengobatan MDT mencapai hasil yang memuaskan. Lebih dari 10 juta penderita telah disembuhkan dan lebih 1 juta penderita  diselamatkan dari kecacatan.

Sampai akhir 2012 tercatat 18.994 kasus baru kusta di Indonesia (Rate : 7,8/100.000).  Diantara kasus baru tersebut terdapat:Kasus dengan cacat tingkat II: 2.131 orang (11,2 %) atau Angka cacat tingkat II  adalah  0.87 per 100.000 penduduk.

Untuk kasus anak 2.191 orang (11,5 %), kasus perempuan: 6.667 orang (35,1 %), kasus MB : 15.703 orang ( 82,7 %). Jumlah kasus terdaftar akhir Desember 2012 sebanyak  22.390 orang.  Angka prevalesi adalah  0.9 per 10.000 penduduk.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini