Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lonjakan infeksi saluran pernapasan baru-baru ini di China utara dan wilayah lain di Asia memicu gelombang ketakutan dan misinformasi di media sosial.
Beberapa informasi di media sosial bahkan ada menunjukkan bahwa pandemi serupa Covid-19 mungkin akan segera terjadi.
Baca juga: Pemerintah India Konfirmasi Ada Temuan Tujuh Kasus HMPV
Sebagai informasi, China dilaporkan sedang menghadapi lonjakan infeksi saluran pernapasan mirip flu yang gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat yang disebabkan oleh human metapneumovirus atau HMPV.
Otoritas kesehatan di Malaysia, India, Kazakhstan dan tempat lain juga telah mencatat kasus HMPV.
Namun, dilansir dari VOA, klaim bahwa HMPV adalah virus misterius, atau spekulasi bahwa virus baru mungkin muncul dari China, adalah salah.
Baca juga: Pakar Penyakit Menular Desak China Segera Bagikan Data Mengenai Lonjakan Kasus Virus HMPV
HMPV adalah virus terkenal yang ditemukan pada tahun 2001 di Belanda, dan termasuk dalam famili virus Pneumoviridae, yang mencakup virus sinsitial pernapasan, yang umumnya dikenal sebagai RSV.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan sebagian besar kasus HMPV bersifat ringan, dengan gejala serupa dengan flu biasa.
“Tidak ada 'penyakit misterius' yang beredar di Tiongkok saat ini,” kata kantor pers WHO dilansir dari VOA, Rabu (8/1/2025).
Dengan meningkatnya kekhawatiran akan “virus China baru” di India, Menteri Kesehatan Jagat Prakash Nadda mengatakan kepada publik pada tanggal 6 Januari bahwa “HMPV bukanlah virus baru.”
"Tidak ada alasan untuk khawatir. Kami terus memantau situasi," katanya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan HMPV paling aktif selama akhir musim dingin dan musim semi dan dapat "beredar secara bersamaan selama musim virus pernapasan" dengan RSV dan influenza, yang umumnya dikenal sebagai flu.
Media berita AS Nexstar melaporkan bahwa CDC sedang memantau laporan peningkatan kasus HMPV di China, mengutip juru bicara lembaga tersebut.
“CDC menyadari adanya laporan peningkatan HMPV di Tiongkok dan secara berkala melakukan kontak dengan mitra internasional serta memantau laporan peningkatan penyakit tersebut,” kata juru bicara tersebut.
Data dari Sistem Pengawasan Virus Pernapasan dan Enterik Nasional CDC, yang memantau aktivitas virus di Amerika Serikat, menunjukkan kasus HMPV telah meningkat di AS sejak 2 November tetapi masih mendekati tingkat "pra-pandemi" yang umum.