News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bermain di Luar Ruangan Membentuk Anak Ceria

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah anak bermain di tempat penitipan anak saat kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Lapangan Gajah Mada Jalan Krakatau, Medan, Sumatera Utara, Rabu (26/3/2014). PKS menyiapkan tempat khusus penitipan anak selama kampanye untuk membantu orang tuanya yang ingin ikut kampanye.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bermain indoor (dalam ruangan) dan outdoor (luar ruangan) memiliki manfaat. Masing-masing memiliki ciri yang unik. Namun keseimbangan kegiatan indoor dan outdoor tetap dijaga.

"Dari survei yang dilakukan, dalam beberapa dekade terakhir, ada kecenderungan anak-anak lebih banyak bermain indoor," kata psikolog Mayke Tedjasaputra.

Kemajuan teknologi, salah satu faktor yang ikut memberikan andil anak banyak bermain indoor. Gadget bisa menyihir, sangat memukau buat anak-anak, remaja, dan orang dewasa untuk duduk diam menikmati gadgetnya.

Selain itu faktor keamanan seperti aman dari penculikan, bahaya terluka atau cidera bila bermain outdoor yang membuat akhirnya orangtua lebih senang anaknya bermain indoor ketimbang outdoor.

American Academy of Pediatrics merekomendasikan setiap hari anak bermain bebas selama 60 menit. Setelah sekian jam duduk diam di dalam kelas, tubuh anak-anak perlu bergerak. Kegiatan bermain outdoor memberikan kesempatan tubuh aktif bergerak, lebih sehat, lebih terampil, fleksibel, dan melibatkan lebih dari satu anak.

"Ekspresi anak-anak yang bermain fisik akan lebih happy, senyum, dan lebih ceria. Bermain bebas di luar membawa dampak positif," kata Mayke.

Permasalahan di kota besar, dimana tempat bermain outdoor terbatas harus dicarikan solusi. "Walaupun terbatas, masih ada taman-taman yang membuat anak-anak bisa bermain bebas. Orangtua bisa mengajak tiap weekend. Tapi sebenernya lebih banyak orangtua yang implusif terlalu takut bila anaknya terjatuh, kotor, dan keamanan," kata dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.

Menurut psikolog Roslina Verauli, terpenting memberikan pengertian pada orangtua akan pentingnya bermain bebas bergerak. Jika sudah sadar, dengan sendirinya orangtua akan mencari celah dan solusi dengan kondisi yang ada. Bagaimana dengan anda?

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini