TRIBUNNEWS.COM - Cinta itu buta. Saking butanya, cinta bisa berubah dari saling menyayangi menjadi saling menyakiti, baik verbal maupun fisik.
Jika selama ini perempuan dianggap kerap menjadi korban dari kekerasan dari sebuah hubungan, studi kolaborasi University of Cumbria dan University of Central Lancashire justru menyatakan sebaliknya.
Dalam penelitian tersebut, sekitar 1.000 responden yang terdiri dari 706 perempuan dan 398 laki-laki usia sekitar 24 tahun, diminta mengisi kusioner berisi pertanyaan seputar keagresifan secara fisik, dan penguasaan terhadap pasangan dan teman, beda maupun lawan jenis.
Dari penelitian itu, diketahui banyak perempuan yang terklasifikasi kerap menyiksa, terlalu mengatur, plus sering mengancam dalam level yang cukup serius, dan tak segan mengambil tindakan dengan kekerasan fisik.
Disebutkan pula, perempuan cenderung agresif secara fisik dan verbal dibandingan pasangannya. Tidak disebutkan jumlah pasti responden tersebut.
"Studi ini mengungkap perempuan menunjukkan keinginan lebih untuk mengontrol pasangannya dan cenderung lebih agresif secara fisik ketimbang pria. Kekerasannya bukan sekedar mendorong," ujar Elizabeth Bates dari University of Cumbria seperti dikutip Tribunnews.com dari MedicalDaily.com.
Bagi Mark Brooks, pemimpin ManKind Iniative, lembaga nirlaba Inggris yang memberi bantuan kepada pria korban kekerasan rumah tangga, mengatakan penemuan tersebut merupakan sebuah pencerahan bagi masyarakat.
"Bagi kami, hasil studi tersebut bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Yang menjadi perhatian kami adalah masih banyak masyarakat yang belum mengatahui informasi ini dan masih kurangnya bantuan untuk memberi dukungan moral kepada pria-pria korban kekerasan," ujar Mark. (Daniel Ngantung)