TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Susah rasanya berkonsentrasi mengerjakan sesuatu ketika hidung tersumbat. Apakah Anda juga merasa demikian?
Masalah hidung tersumbat mungkin terdengar sepele. Tapi sesungguhnya, masalah ini bisa menghambat produktivitas Anda.
Siapa yang bisa bekerja dengan leluasa jika nafasnya terputus-putus? Bukan itu saja, fungsi hidung sebagai indra penciuman seklaigus penyaring udara sebelum masuk ke tubuh juga ikut terganggu.
Berdasarkan pemaparan dr. Rusdian Utama Roeslani, SpTHT., di seminar media yang digelar Afrin Semprot Hidung, gangguan hidung tersumbat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya faktor medis.
Bisa pula karena anatomi hidung, seperti yang sering dialami orang bule (kaukasoid). Udara susah masuk lantaran hidungnya yang terlalu mancung.
Adapun alasan medis merupakan penyebab hidung tersumbat paling umum di Indonesia. Pada kasus ini, terjadi pembengkakan selaput lendir hidung karena rinitis flu (salesma) lalu rinitis alergi. Manifestasi selaput lendir itu berupa lendir yang selama ini kita kenal sebagai ingus (pilek)
"Rinitis flu termasuk dalam golongan infective rhinitis, yang disebabkan oleh berbagai jenis virus. Salah satunya rhinovirus. Hampir 70 persen kasus pilek di Indonesia terjadi karena virus ini. Gejalanya baru terasa setelah dua hari terjangkit virus," jelas spesialis THT di Rumah Sakit Gandaria itu.
Penyebab infective rhinitis juga mencakup berbagai jenis jamur dan bakteri.
Adapun rinitis alergi terjadi sebagai reaksi dari alergi. Setiap orang memiliki alergen atau pencetus alergi yang berbeda. Beberapa jenis alergen penyebab rinitis alergi adalah alergen inhalan (terhisap melalui udara) dan alergen ingestan (makanan).
Contoh alergen inhalan mencakup tungau (kutu debu rumah) yang menetap di sofa, karpet, dan rak-rak buku yang jarang dibersihkan, serbuk bunga dan binatang, seperti anjing, kucing, dan kecoa.
"Bukan karena bulu anjing dan kucing, tetapi partikel kulitnya yang berterbangan lalu masuk ke hidung. Partikel itu bisa bertahan di udara hingga 24 jam. Sementara kecoa memiliki tubuh yang mengandung sejenis protein pencetus alergi. Protein itu menyebar melalui udara," terangnya.
Lantas, solusi apa yang tepat untuk menangani gangguan hidung tersumbat? Ada dua solusi yakni alami atau tanpa obat-obatan (non drug treatment) dan obat.
Untuk kasus rinitis alergi, pengobatan alaminya adalah dengan menghindari alergan (avoidance of allergen). Bisa pula melakukan normal saline douching untuk membersihkan rongga-rongga sehingga bebas dari kotoran yang menghambat udara masuk.
"Ini semacam teknik mengirigasi air garam ke hidung. Sangat mudah dipraktikkan di rumah. Cukup campur segelas air dengan dua sendok tah garam. Bisa gunakan alat suntik berukuran sekitar 2 cc untuk memasukan air garam ke hidung," ujarnya. Ia menganjurkan, melakuknnya sehari sekali di pagi hari.
Masalah hidung tersumbat bisa pula diatasi dengan bahan kimiawi dekongestan seperti yang ditawarkan Afrin. Produk ini bekerja langsung di membran hidung setelah disemprotkan ke dalam rongga hidung.
Produk ini melegakan hidung tersumbat secara sementara yang disebabkan flu, alergi, dan dadang sinus. Efeknya bertahan hingga 12 jam. Afrin hanya boleh digunakan mereka yang berusia di atas 6 tahun.