Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Asahi Digital malam ini mengeluarkan berita, ternyata biaya antisipasi rabies (anti anjing gila) di Bali tahun ini mencapai Rp.6,2 miliar. Selain itu tahun ini saja tiga orang telah meninggal di Bali gara-gara tercemar rabies, tergigit anjing gila.
"Dinas Hewan Bali dalam tujuh tahun, sebanyak 70% dari anggaran tahunan telah dikhususkan untuk vaksin rabies pembelian. Tahun ini juga 6,2 miliar rupiah. Sementara anjing terus tumbuh dalam, rabies juga belum diberantas. 3 orang tewas tahun ini, " papar kepala Dinas Putu Sumantra.
Sebagai bentuk efisiensi daripada terus membeli vaksin impor, pemerintah daerah dari April ini mengirim tim penangkapan 660 orang ke bagian lain dari pulau, berencana untuk mendorong pemberantasan anjing liar, tambahnya.
Pemerintah daerah sejauh ini, tidak mempublikasikan proses penduduk tewas dan pembuangan rinci, tulis Asahi lagi.
Janice Girardi perwakilan dari Bali Animal Walfare Association (BAWA) , "Untuk mengusir anjing berbahaya dan meningkatkan populasi anjing yang aman, efektif perlu dilakukan. Tapi, anjing yang aman pun saat ini ternyata ikut pemberantasan rabies serta si klaim yang juga termasuk ke dalamnya. Kami telah meminta penghentian pemusnahan keseluruhan tersebut," paparnya