TRIBUNNEWS.COM – Olahraga lari bisa dilakukan oleh anak-anak hingga orangtua. Lari merupakan olahraga yang mudah, murah, dan banyak manfaatnya bagi kesehatan. Bahkan, lari kini mulai menjadi gaya hidup.
Namun, olahraga lari pun ada batasnya jika dilihat dari usia seseorang. Misalnya, pada olahraga lari maraton sejauh 42 kilometer (km). Menurut dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Hario Tilarso, lari maraton seharusnya tidak dilakukan oleh mereka yang berusia di bawah 20 tahun. Mengapa demikian?
"Di bawah 20 tahun masih tulang muda. Pertumbuhan tulang belum sempurna. Jadi, bisa memengaruhi pertumbuhan tulangnya," terang Hario di Jakarta, Minggu (31/5/2015). Hario menjelaskan, lari maraton memiliki jarak tempuh yang lebih panjang dan tentunya waktu yang lebih lama.
Ketika lari, terjadi singgungan terus menerus dalam waktu lama pada persendian di lutut yang bisa menganggu pertumbuhan tulang muda. Mereka yang masih berusia di bawah 20 tahun, sebaiknya mengikuti lari 10 km ataupun 5 km terlebih dahulu. Untuk anak-anak pun demikian. Biarkanlah anak-anak berlari semampunya, karena tulangnya belum kuat dan masih dalam masa pertumbuhan.
Sementara itu, bagi usia lanjut perlu memerhatikan kesehatan persendian, apakah masih kuat untuk berlari jarak jauh. Hario menambahkan, olahraga apapun lakukanlah sesuai kemampuan. Untuk pemula atau yang baru ingin mencoba olahraga lari, tak perlu langsung lari jarak jauh.
"Untuk pemula yang mau mulai lari, coba semampunya dulu. Misalnya, satu kilo dulu. Hari berikutnya tambah jadi 2 kilo. Kemudian, tambah jarak lagi secara bertahap. Tambah kecepatan juga. Lama-lama akan biasa," imbuh dokter yang juga hobi lari ini.